Senin, 07 Juni 2010

edelweiisnya


entah untuk apa aku bertahan saat ini.
jika aku harus mengingat perihnya, sungguh ini sangat menyakitkan.
namun jika aku harus mengingat indahnya, terlalu manis semua kenangan yang takkan bisa ku lupakan.

entah berapa banyak butiran air mata yang menetes ketika bayangnya menguasai batin.
entah untuk apa aku belajar mencintainya, jika nantinya aku pun harus belajar untuk mengikhlaskannya.
melepas berjuta kenangan tentangnya, disaat aku usai merajut impianku akan dirinya.

bagaimana caranya mengikhlaskan dia yang tak pernah bisa ku gapai?
bagaimana caranya melupakan dia yang selalu menanamkan berjuta harapan di hidupku?

dan setelah ku temukan semua jawaban itu, dia kembali mengisi hidupku.
menyirami semua yang telah layu, yang mungkin akan kembali layu seperti dulu.

namun, seperti bunga edelweiis yang kau beri,
aku yakin.
perasaan ini takkan pernah mati dalam batinku.

(Terbit di majalah Kort edisi 03 / V / 03.2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar