Di tempat ini aku berdiri
Tapi seakan-akan aku hanya bayangan di belakang mereka
Lebih dari satu
Namun seakan-akan hanya aku saja
Mereka pandai bercakap-cakap
Tapi telinga ini pengang hanya terisi udara
Tangan masih dapat terbentang panjang
Sesak tetap menyergap
Sekeras apapun
Meski riuh bergemuruh
Bola mata hanya tertuju pada satu hal
Hal yang tidak bisa aku dapatkan
Hal yang ternyata tidak ada di hadapanku
Hal yang sepenuhnya aku inginkan
Namun tetap saja, aku sendiri
Dalam keramaian
Sabtu, 29 Desember 2012
Jumat, 28 Desember 2012
Diam
Maaf
Ingin kuungkit lagi
Waktu itu kau datang disaat malam menjelang kelam
Aku diam
Lalu
Malam demi malam berlalu
Tanpa malu
Aku diam
Hingga pada akhirnya
Aku bertemu pada satu titik dimana aku mengakuinya
Mengiyakannya
Dan sepertinya hanya aku yang memilikinya
Sendiri saja
Aku diam
Dengan sadar,
Dia merasuk
Tanpa bicara, hanya dengan nada yang entah apa
Kau menangkapnya
Memilikinya
Aku diam
Semua berakhir,
Kisahmu
Yang bukan milikku,
Tapi nyatanya kisahku masih membeku
Menghentikan waktu
Sampai saat ini
Aku diam
Setelah usai
Aku masih merasa beku
Seperti menjalar hingga keujung jemariku
Belum meleleh dengan sempurna
Hingga pada titik jenuh ini
Aku tetap ingin berteriak
Dalam diam
Ingin kuungkit lagi
Waktu itu kau datang disaat malam menjelang kelam
Aku diam
Lalu
Malam demi malam berlalu
Tanpa malu
Aku diam
Hingga pada akhirnya
Aku bertemu pada satu titik dimana aku mengakuinya
Mengiyakannya
Dan sepertinya hanya aku yang memilikinya
Sendiri saja
Aku diam
Dengan sadar,
Dia merasuk
Tanpa bicara, hanya dengan nada yang entah apa
Kau menangkapnya
Memilikinya
Aku diam
Semua berakhir,
Kisahmu
Yang bukan milikku,
Tapi nyatanya kisahku masih membeku
Menghentikan waktu
Sampai saat ini
Aku diam
Setelah usai
Aku masih merasa beku
Seperti menjalar hingga keujung jemariku
Belum meleleh dengan sempurna
Hingga pada titik jenuh ini
Aku tetap ingin berteriak
Dalam diam
Jumat, 30 November 2012
Senin, 12 November 2012
Sabtu, 10 November 2012
Selasa, 06 November 2012
Sabtu, 29 September 2012
Cukupi Saja!
Kini pelangi tak lagi berwarna
Pudar sudah, kelam sepertinya
Api tak lagi terasa membara
Padam sudah, lebur dalam dada
Langit tak kunjung membiru setelah kelabu
Pupus sudah, matahari malu
Asaku tak lagi ada
Kini menyatu dengan duka
Separuhnya hilang terbawa olehnya
Separuh yang lain ku biarkan begitu saja
Tiada semangat yang menyengat
Mentari tak lagi hangat
Aku yang membuat luka, namun dia yang menyayat
Selamat! Kini ajal semakin mendekat
Cukupi saja! Aku lelah
Lukaku kian parah
Darah sudah tak lagi merah merekah
Sungguh, aku ingin beranjak dari sini
Tempat yang sudah membuatku menanti
Selama ini, hanya di sini
Luka ini, pedih ini, sesakit ini
Dia tak kunjung datang, tak datang, dan tak akan pernah datang
Hingga fajar menjelang
Aku rela
Meskipun terluka
Karena dia
Karena hadirnya
Pudar sudah, kelam sepertinya
Api tak lagi terasa membara
Padam sudah, lebur dalam dada
Langit tak kunjung membiru setelah kelabu
Pupus sudah, matahari malu
Asaku tak lagi ada
Kini menyatu dengan duka
Separuhnya hilang terbawa olehnya
Separuh yang lain ku biarkan begitu saja
Tiada semangat yang menyengat
Mentari tak lagi hangat
Aku yang membuat luka, namun dia yang menyayat
Selamat! Kini ajal semakin mendekat
Cukupi saja! Aku lelah
Lukaku kian parah
Darah sudah tak lagi merah merekah
Sungguh, aku ingin beranjak dari sini
Tempat yang sudah membuatku menanti
Selama ini, hanya di sini
Luka ini, pedih ini, sesakit ini
Dia tak kunjung datang, tak datang, dan tak akan pernah datang
Hingga fajar menjelang
Aku rela
Meskipun terluka
Karena dia
Karena hadirnya
Rabu, 26 September 2012
Melodrama Realita
Tidak perlu memejamkan mata
Kini kita sudah ada dalam mimpi belaka
Mimpi ketika mata terjaga di dunia yang nyata
Dunia yang menggoda tanpa putus asa
Terbang ke sana ke mari sang penebar janji kedamaian
Berhembus memasuki relung-relung keramaian
Terbawa olehnya seonggok kemunafikan
Hai Saudara!
Sadarkah kalian?
Kini kita sedang dibuai oleh pesona dunia bertahtakan kepalsuan
Para penguasa kini hidup untuk dirinya sendiri
Yang berkuasa kian berlaga
Yang tertindas semakin sengsara
Dan yang terpana hanya diam saja
Pucuk daun mana yang masih hijau?
Hulu sungai mana yang masih jernih?
Tanah air kita tanah surga katanya,
Namun pelahan kian menjadi neraka nyatanya
Salah siapa?
Hai Manusia!
Berkacalah!
Renungkanlah!
Dan Bertindaklah!
Kini kita sudah ada dalam mimpi belaka
Mimpi ketika mata terjaga di dunia yang nyata
Dunia yang menggoda tanpa putus asa
Terbang ke sana ke mari sang penebar janji kedamaian
Berhembus memasuki relung-relung keramaian
Terbawa olehnya seonggok kemunafikan
Hai Saudara!
Sadarkah kalian?
Kini kita sedang dibuai oleh pesona dunia bertahtakan kepalsuan
Para penguasa kini hidup untuk dirinya sendiri
Yang berkuasa kian berlaga
Yang tertindas semakin sengsara
Dan yang terpana hanya diam saja
Pucuk daun mana yang masih hijau?
Hulu sungai mana yang masih jernih?
Tanah air kita tanah surga katanya,
Namun pelahan kian menjadi neraka nyatanya
Salah siapa?
Hai Manusia!
Berkacalah!
Renungkanlah!
Dan Bertindaklah!
Minggu, 09 September 2012
GDB
Bayangkan
Saja
Ketika
Waktu Tak
Lagi
Terbatas
Dan
Ruang
Tak Lagi
Terhalang
Bahagiakah?
Mungkin hanya pada posisiku
Tidak
Baginya.
Saja
Ketika
Waktu Tak
Lagi
Terbatas
Dan
Ruang
Tak Lagi
Terhalang
Bahagiakah?
Mungkin hanya pada posisiku
Tidak
Baginya.
Selasa, 28 Agustus 2012
ber-Awal
Awalnya
Tanpa kata, tanpa suara, tanpa apa-apa
Bertautan hingga tercipta sebuah titik demi titik
Tanpa bicara, tanpa apa-apa
Dimulai dari 1 hingga 1000
Berakhir hanya dalam rongga dada
Sejenak terjaga dan kemudianterpejam,
Ternyata dia hilang
Melesat tanpa bayangan
Berawal dari pagi hingga senja
Merintih tak bertepi, merutuk tak berujung
Ingin rasanya menjungkirbalikkan dunia
Mengeluarkan seisinya
Hingga ia tak tahu lari ke mana
Sabda Tuannya ia tak nyata
Ya dia tak pernah nyata
Bahkan tidak akan pernah menjadi nyata
Semua berawal dari A
Hingga aku tak menemukan di mana ujungnya
Tanpa kata, tanpa suara, tanpa apa-apa
Bertautan hingga tercipta sebuah titik demi titik
Tanpa bicara, tanpa apa-apa
Dimulai dari 1 hingga 1000
Berakhir hanya dalam rongga dada
Sejenak terjaga dan kemudianterpejam,
Ternyata dia hilang
Melesat tanpa bayangan
Berawal dari pagi hingga senja
Merintih tak bertepi, merutuk tak berujung
Ingin rasanya menjungkirbalikkan dunia
Mengeluarkan seisinya
Hingga ia tak tahu lari ke mana
Sabda Tuannya ia tak nyata
Ya dia tak pernah nyata
Bahkan tidak akan pernah menjadi nyata
Semua berawal dari A
Hingga aku tak menemukan di mana ujungnya
Sabtu, 04 Agustus 2012
Terimakasih :)
Hari ini rasanya terlalu sesak untuk bernapas. Mungkin bukan cuma gue yang ada dalam posisi kaya gini. Masih banyak temen-temen di luar sana yang bernasib sama, tapi walaupun (mungkin) kita berada di kapal yang mirip tapi nyatanya kita berada di laut yang berbeda.
Singkatnya, gue bukan orang yang seberuntung kalian. Dan Alhamdulillah gue masih bisa menghirup udara segar sampe sekarang. Terlebih gue masih punya sahabat-sahabat super yang selalu nyemangatin disaat apapun.
Punya mimpi itu merupakan karunia yang Allah kasih untuk umatnya supaya kita bisa semangat ngejalanin hidup yang lebih baik ke depan. Tapi ga ada mimpi yang mudah untuk diraih. Bagi beberapa orang (yang masih beruntung) mungkin menggapai mimpi semudah memejamkan mata, tapi bagi beberapa orang yang lain mungkin tidak.
Apapun yang terjadi, tetap SAYA MASIH PUNYA CITA-CITA. Apapun yang terjadi, tetap gue masih punya kalian. Sahabat super gue.
Sahabat yang paling baik adalah ketika kalian ada di saat semuanya terasa salah, ada di saat semuanya terasa menyakitkan. Dan mengubah semuanya menjadi sangat indah.
Terimakasih untuk semuanya, semua semangat-semangat kalian, terimakasih untuk semua nasihat kalian dan terimakasih untuk kasih sayang kalian selama ini.
Avi
Di saat gue bingung, lo selalu ada buat ngelurusin jalan pikiran gue. Lo yang paling bisa bikin gue jalan lurus lagi ke depan.
Satu tahun kita sebangku di kelas 12 ga akan pernah gue lupain, apapun yang kita kerjain, apapun yang kita perbuat semuanya jelas terekam di kepala gue dari yang aneh-aneh sampe yang ga masuk akal.
Lo yang bikin gue jadi suka sama drama korea, sama artis-artis lucu nan berkepribadian aneh itu vi.
Makasih ya semangat semangatnya. Bakal selalu gue inget.
"Itu cuma masalah waktu dan rejeki, lu ga bisa membelokkan takdir yang Allah kasih."
"Habis gelap terbitlah terang. RODA SELALU BERPUTAR DIN!"
"Din... Kita berjuang bareng-bareng din. Gue lulus lu juga harus lulus. Gue tau lu kuat din!"
"Lu kuat din, setidaknya lu lebih kuat dari gue. Lu bisa!"
"Dina pasti bisa. Dina punya mental baja. Dina bisa kok. Masa dina mau dikalahin sama nasib? Dina yang nentuin nasib."
"Nasib lu di tangan lu, takdir lu baru di tangan Allah."
Selamat Berjuang di Cilegon Vi!!! Harus jadi anak Metalurgi yang bermental Baja ya!
Diva
Disaat gue galau lo pasti nemenin gue, kita selalu berambigu ria. Kenangan sama Desember 2010 ga akan kelewat di barisan kepala gue mih. Lembur sampe pagi buta buat bikin power point biologi. Mandi bareng selama study tour. Kalo udah ngobrol pasti kita lupa waktu. Dan akhirnya gue ngerasain ngerjain tugas ospek karna lo nginep di rumah gue sampe gue kena demam.
Pokonya lo pelipur lara gue kapanpun di manapun mih. Gue selalu bersyukur karena lo selalu nyadarin gue gimana caranya bersyukur.
"As soon as possible din. Pasti lo bakal ngomong hal yang sama kaya gue, percaya deh."
"Keliatannya emang ga adil. Tuhan cuma belum nunjukkin kemahaadilan-Nya sama lu. :')"
"Ayo din, doa dulu. Ga ada yang salah sama harapan."
"Setidaknya din, lo gagal berkali-kali untuk ngedapetin apa yang lo mau kan? Gue salut sama lo. Sama kegigihan lo masuk FT. Menurut gue move on dari jurusan itu ga gampang & setidaknya lo udah nyoba berjuang demi apa yang lo mau :)"
Selamat Berjuang di Jatinangor Mih!! Jangan pernah takut gagal untuk menang ya. Bersyukur atas nikmat yang Allah kasih.
Ariesa
Mulai dari dimulainya NCUP sampe tahun-tahun terakhir di sekolah gue bergantung sama lo, makasih ya lo selalu mau gue susahin selalu mau gue tebengin ke manapun. Padahal kita sekelas dari kelas 11 tapi kita baru bisa deket pas kelas 12. Maaf kalo gue selalu jadi nyamuk kalo lo pacaran. Cuma lo yang ga jomblo diantara kita- kita yang jomblo. Lo yang paling bontot paling kecil dan paling centil. Kita kaya soulmate, selalu sepikiran selalu ngomong hal yang sama. "Sehati , sepikiran, sejiwa deh kalo sama lu sa padahal beda jarak, beda ruang, beda waktu" Inget hal itu ya sa :')
"Emang sih, pasti ada rasa sedih, kesel capek, kecewa. Tapi yang namanya usaha pasti ada gagalnya din, dan lo jangan berhenti dengan ketemu kegagalan itu."
"Yah dina..... Tetep semangat dong!!!!"
"Din.........Sukses ya di Sumedang, jangan patah semangat, harus selalu semangat kaya lo yang selalu nyemangatin gue dalam hal apapun din........ sukses bisa di mana aja kok. Din lo itu orang baik, sabar, ga pernah bikin kesel orang, orang yang kenal sama lo pasti seneng temenan sama lo kaya gue yang bahagia banget punya sahabat kaya lo, percaya deh.... Allah itu adil, Dia pasti ngasih yang terbaik buat lo, pasti bakalan indah pada waktunya din. Semangat ya. Suskes di sana din, makasih atas semuamuamuanya. Makasih udah mau jadi sahabat gue. Lo sahabat terbaik gue din!"
Sa.... lo juga sahabat terbaik gue. Bahkan udah kaya adek gue sendiri. Baik-baik ya di Jogja, harus bisa mandiri di sana, harus bisa kuat sendiri di sana. Jangan putus asa, jangan ngeluh, jangan homesick. Cita-cita lo jadi anak kampus biru udah terwujud. Belajar yang bener ya sa di sana.
Linda
Perjuangan gue di kelas 12 selalu ketemu lo, kita les bareng, kalo nyari makan siang bareng-bareng apalagi masalah ngeledekin orang pasti bareng-bareng. Gatau apa yang bikin kita deket yang pasti lo selalu ngehibur gue selama kelas 12 sampe sekarang dengan cak-cakan dan keambiguan lo itu haha... Ga bakal bisa gue lupain. Lo yang selalu nganter gue kalo pulang les. Dan lo ngajarin gue bikin bunga mawar lucu-lucu itu dari flannel, lo bakat lin buat dagang. Gue bisa dapet info yang aneh-aneh pasti dari lo lin. Makasih yaaa
"Jangan putus asa ya dinzzz. Mungkin ga ditakdirin sukses lewat ptn."
"Mending tadarus biar tenang terus tidur din ;)"
Sukses ya lin di Jakarta.... Jakarta keras. Gue selalu nungguin sms sms lo lin, semuanya bisa ngocok perus gue, bikin gue ketawa ga berenti. Satpam TL yang ga pernah tidur ;) Gue selalu inget kafe kacang yang mau kita bikin nanti.
Terimakasih ya, nasihat, kata-kata kalian dan kenangan kita semua pasti bakal gue kenang sampe akhir.
Kalian anugerah buat gue, gue banyak belajar dari kalian semua. Sampai ketemu di hari yang lain.
Di manapun tempatnya, seberapapun jauhnya, tetap kita masih berada di bawah langit yang sama.
Singkatnya, gue bukan orang yang seberuntung kalian. Dan Alhamdulillah gue masih bisa menghirup udara segar sampe sekarang. Terlebih gue masih punya sahabat-sahabat super yang selalu nyemangatin disaat apapun.
Punya mimpi itu merupakan karunia yang Allah kasih untuk umatnya supaya kita bisa semangat ngejalanin hidup yang lebih baik ke depan. Tapi ga ada mimpi yang mudah untuk diraih. Bagi beberapa orang (yang masih beruntung) mungkin menggapai mimpi semudah memejamkan mata, tapi bagi beberapa orang yang lain mungkin tidak.
Apapun yang terjadi, tetap SAYA MASIH PUNYA CITA-CITA. Apapun yang terjadi, tetap gue masih punya kalian. Sahabat super gue.
Sahabat yang paling baik adalah ketika kalian ada di saat semuanya terasa salah, ada di saat semuanya terasa menyakitkan. Dan mengubah semuanya menjadi sangat indah.
Terimakasih untuk semuanya, semua semangat-semangat kalian, terimakasih untuk semua nasihat kalian dan terimakasih untuk kasih sayang kalian selama ini.
Avi
Di saat gue bingung, lo selalu ada buat ngelurusin jalan pikiran gue. Lo yang paling bisa bikin gue jalan lurus lagi ke depan.
Satu tahun kita sebangku di kelas 12 ga akan pernah gue lupain, apapun yang kita kerjain, apapun yang kita perbuat semuanya jelas terekam di kepala gue dari yang aneh-aneh sampe yang ga masuk akal.
Lo yang bikin gue jadi suka sama drama korea, sama artis-artis lucu nan berkepribadian aneh itu vi.
Makasih ya semangat semangatnya. Bakal selalu gue inget.
"Itu cuma masalah waktu dan rejeki, lu ga bisa membelokkan takdir yang Allah kasih."
"Habis gelap terbitlah terang. RODA SELALU BERPUTAR DIN!"
"Din... Kita berjuang bareng-bareng din. Gue lulus lu juga harus lulus. Gue tau lu kuat din!"
"Lu kuat din, setidaknya lu lebih kuat dari gue. Lu bisa!"
"Dina pasti bisa. Dina punya mental baja. Dina bisa kok. Masa dina mau dikalahin sama nasib? Dina yang nentuin nasib."
"Nasib lu di tangan lu, takdir lu baru di tangan Allah."
Selamat Berjuang di Cilegon Vi!!! Harus jadi anak Metalurgi yang bermental Baja ya!
Diva
Disaat gue galau lo pasti nemenin gue, kita selalu berambigu ria. Kenangan sama Desember 2010 ga akan kelewat di barisan kepala gue mih. Lembur sampe pagi buta buat bikin power point biologi. Mandi bareng selama study tour. Kalo udah ngobrol pasti kita lupa waktu. Dan akhirnya gue ngerasain ngerjain tugas ospek karna lo nginep di rumah gue sampe gue kena demam.
Pokonya lo pelipur lara gue kapanpun di manapun mih. Gue selalu bersyukur karena lo selalu nyadarin gue gimana caranya bersyukur.
"As soon as possible din. Pasti lo bakal ngomong hal yang sama kaya gue, percaya deh."
"Keliatannya emang ga adil. Tuhan cuma belum nunjukkin kemahaadilan-Nya sama lu. :')"
"Ayo din, doa dulu. Ga ada yang salah sama harapan."
"Setidaknya din, lo gagal berkali-kali untuk ngedapetin apa yang lo mau kan? Gue salut sama lo. Sama kegigihan lo masuk FT. Menurut gue move on dari jurusan itu ga gampang & setidaknya lo udah nyoba berjuang demi apa yang lo mau :)"
Selamat Berjuang di Jatinangor Mih!! Jangan pernah takut gagal untuk menang ya. Bersyukur atas nikmat yang Allah kasih.
Ariesa
Mulai dari dimulainya NCUP sampe tahun-tahun terakhir di sekolah gue bergantung sama lo, makasih ya lo selalu mau gue susahin selalu mau gue tebengin ke manapun. Padahal kita sekelas dari kelas 11 tapi kita baru bisa deket pas kelas 12. Maaf kalo gue selalu jadi nyamuk kalo lo pacaran. Cuma lo yang ga jomblo diantara kita- kita yang jomblo. Lo yang paling bontot paling kecil dan paling centil. Kita kaya soulmate, selalu sepikiran selalu ngomong hal yang sama. "Sehati , sepikiran, sejiwa deh kalo sama lu sa padahal beda jarak, beda ruang, beda waktu" Inget hal itu ya sa :')
"Emang sih, pasti ada rasa sedih, kesel capek, kecewa. Tapi yang namanya usaha pasti ada gagalnya din, dan lo jangan berhenti dengan ketemu kegagalan itu."
"Yah dina..... Tetep semangat dong!!!!"
"Din.........Sukses ya di Sumedang, jangan patah semangat, harus selalu semangat kaya lo yang selalu nyemangatin gue dalam hal apapun din........ sukses bisa di mana aja kok. Din lo itu orang baik, sabar, ga pernah bikin kesel orang, orang yang kenal sama lo pasti seneng temenan sama lo kaya gue yang bahagia banget punya sahabat kaya lo, percaya deh.... Allah itu adil, Dia pasti ngasih yang terbaik buat lo, pasti bakalan indah pada waktunya din. Semangat ya. Suskes di sana din, makasih atas semuamuamuanya. Makasih udah mau jadi sahabat gue. Lo sahabat terbaik gue din!"
Sa.... lo juga sahabat terbaik gue. Bahkan udah kaya adek gue sendiri. Baik-baik ya di Jogja, harus bisa mandiri di sana, harus bisa kuat sendiri di sana. Jangan putus asa, jangan ngeluh, jangan homesick. Cita-cita lo jadi anak kampus biru udah terwujud. Belajar yang bener ya sa di sana.
Linda
Perjuangan gue di kelas 12 selalu ketemu lo, kita les bareng, kalo nyari makan siang bareng-bareng apalagi masalah ngeledekin orang pasti bareng-bareng. Gatau apa yang bikin kita deket yang pasti lo selalu ngehibur gue selama kelas 12 sampe sekarang dengan cak-cakan dan keambiguan lo itu haha... Ga bakal bisa gue lupain. Lo yang selalu nganter gue kalo pulang les. Dan lo ngajarin gue bikin bunga mawar lucu-lucu itu dari flannel, lo bakat lin buat dagang. Gue bisa dapet info yang aneh-aneh pasti dari lo lin. Makasih yaaa
"Jangan putus asa ya dinzzz. Mungkin ga ditakdirin sukses lewat ptn."
"Mending tadarus biar tenang terus tidur din ;)"
Sukses ya lin di Jakarta.... Jakarta keras. Gue selalu nungguin sms sms lo lin, semuanya bisa ngocok perus gue, bikin gue ketawa ga berenti. Satpam TL yang ga pernah tidur ;) Gue selalu inget kafe kacang yang mau kita bikin nanti.
Terimakasih ya, nasihat, kata-kata kalian dan kenangan kita semua pasti bakal gue kenang sampe akhir.
Kalian anugerah buat gue, gue banyak belajar dari kalian semua. Sampai ketemu di hari yang lain.
Di manapun tempatnya, seberapapun jauhnya, tetap kita masih berada di bawah langit yang sama.
Minggu, 22 Juli 2012
Bom Waktu
Bom waktu
Sepertinya bagus untuk memecah keheningan
Hening yang menusuk relung
Relung yang ditusuk pedih
Menangis hingga kering
Tak ada lagi air yang bersisa
Hingga kelam yang tersisa
Ya... ini takdir.. Manusiawi jika saya benci takdir
Sadar... Saya sadar saya bukan apa-apa
Saya tau saya belum bisa memberikan apa-apa
Tapi adakah sedikit dari mereka yang ingin mengetahui sudut keinginanku?
Saya tidak pernah menenggak ke atas
Saya selalu menunduk ke bawah
Tapi ketika saya menengok ke samping, dia... mereka... bahagia dengan apapun yang dimilikinya
Mengapa semudah itu menggapai sesuatu?
Sedangkan saya sama sekali tidak
Bom waktu
Saya butuh bom waktu
Untuk memecah keheningan dalam jiwa
Untuk menghentikan waktu hanya dalam hitungan detik
5..4..3..2..1..
-----------------------------------------------------------------------------------
Dan untuk membunuh saya perlahan
Senin, 18 Juni 2012
Biarlah
Sekali lagi saya mengalah, menyerah dan langitpun tau saya kalah. Mungkin orang bilang mengalah untuk menang, tapi berbeda untuk saya. Saya mengalah karena saya lelah, lelah untuk selalu kalah.
Harus sampai titik mana saya mencari? Mencari dalam kelam. Pencarian terbalut kelu.
Seakan sia-sia. Hanya sebatas dilirik empati. Namun tak tersentuh sama sekali.
Seakan tiada. Berteriak hingga jengah. Sampai kapanpun dia tidak akan mendengar. Jangankan untuk menengok, melirik saja seperti tak mungkin.
Saya fikir ikhlas itu akan selalu berbuah manis. Ternyata semanis gula dibalik pelupuk mata terbatas oleh mimpi. Manis memang, nyatapun tidak. Lelah saya mencoba ikhlas. Ikhlaspun tak kunjung terbalas. Ikhlas saya terbatas.
Inilah hidup, ikut bahagia melihat yang lain tertawa. Sama halnya menangis melihat diri sendiri teriris.
Terkadang terbesit sebongkah dendam. Tapi pada akhirnya berujung memendam. Pendam dan terus terpendam. Hingga dalam, hingga tak akan terlihat. Biarlah.
Biarlah memang takdir selalu berbisik pahit.
Harus sampai titik mana saya mencari? Mencari dalam kelam. Pencarian terbalut kelu.
Seakan sia-sia. Hanya sebatas dilirik empati. Namun tak tersentuh sama sekali.
Seakan tiada. Berteriak hingga jengah. Sampai kapanpun dia tidak akan mendengar. Jangankan untuk menengok, melirik saja seperti tak mungkin.
Saya fikir ikhlas itu akan selalu berbuah manis. Ternyata semanis gula dibalik pelupuk mata terbatas oleh mimpi. Manis memang, nyatapun tidak. Lelah saya mencoba ikhlas. Ikhlaspun tak kunjung terbalas. Ikhlas saya terbatas.
Inilah hidup, ikut bahagia melihat yang lain tertawa. Sama halnya menangis melihat diri sendiri teriris.
Terkadang terbesit sebongkah dendam. Tapi pada akhirnya berujung memendam. Pendam dan terus terpendam. Hingga dalam, hingga tak akan terlihat. Biarlah.
Biarlah memang takdir selalu berbisik pahit.
Minggu, 06 Mei 2012
Bercerminlah dengan Hatimu
Detik ini sebuah cermin berkata
"Jangan perdulikan orang yang tidak pernah perduli akan perasaanmu, kau sudah terlalu banyak berbuat baik terhadapnya sedangkan dia? Dia hanya bisa membuatmu mengalah dan kalah."
Detik itu juga, hatimu ikut berkata
"Orang baik harus memperlakukan orang lain dengan baik pula bukan?."
Setelah itu, cermin tersebut kembali berkata
"Tentu saja, orang yang baik pasti akan mendapatkan hasil yang baik pula. Orang yang jahat pasti akan mendapatkan balasan dari kejahatannya itu."
Hati kembali berkata
"Apakah semua orang di dunia ini baik? Apakah kau yakin bahwa kau termasuk orang yang baik?"
Kemudian cermin itu kembali berkata
"Lihatlah dirimu! Apakah kau seorang malaikat? Yang bisa dengan begitu saja membantu orang lain, memaafkan kesalahan orang lain dengan amat mudah dan memunculkan pelangi setelah badai datang? Tidak akan semudah itu kan?"
Seonggok hati pun terdiam dan dia berkata
"Yang tahu hidupmu hanyalah dirimu sendiri. Jalani semuanya sesuai pilihanmu. Bencilah orang sepuasmu dan jangan marah bila orang lain membencimu sepenuh hatinya. Sayangilah orang semaumu dan jangan kecewa jika kasih sayangmu tidak sebutirpun terbalaskan. Karena hidup hanyalah milik diri sendiri dan bukan milik orang lain."
Bercerminlah sebelum berkata dan resapilah ketika kau sedang bercermin.
Cerminkanlah hatimu
Dan bercerminlah dengan hatimu...
"Jangan perdulikan orang yang tidak pernah perduli akan perasaanmu, kau sudah terlalu banyak berbuat baik terhadapnya sedangkan dia? Dia hanya bisa membuatmu mengalah dan kalah."
Detik itu juga, hatimu ikut berkata
"Orang baik harus memperlakukan orang lain dengan baik pula bukan?."
Setelah itu, cermin tersebut kembali berkata
"Tentu saja, orang yang baik pasti akan mendapatkan hasil yang baik pula. Orang yang jahat pasti akan mendapatkan balasan dari kejahatannya itu."
Hati kembali berkata
"Apakah semua orang di dunia ini baik? Apakah kau yakin bahwa kau termasuk orang yang baik?"
Kemudian cermin itu kembali berkata
"Lihatlah dirimu! Apakah kau seorang malaikat? Yang bisa dengan begitu saja membantu orang lain, memaafkan kesalahan orang lain dengan amat mudah dan memunculkan pelangi setelah badai datang? Tidak akan semudah itu kan?"
Seonggok hati pun terdiam dan dia berkata
"Yang tahu hidupmu hanyalah dirimu sendiri. Jalani semuanya sesuai pilihanmu. Bencilah orang sepuasmu dan jangan marah bila orang lain membencimu sepenuh hatinya. Sayangilah orang semaumu dan jangan kecewa jika kasih sayangmu tidak sebutirpun terbalaskan. Karena hidup hanyalah milik diri sendiri dan bukan milik orang lain."
Bercerminlah sebelum berkata dan resapilah ketika kau sedang bercermin.
Cerminkanlah hatimu
Dan bercerminlah dengan hatimu...
Selasa, 24 April 2012
Saya Lelah
Ketika saya belum melihat batasnya
Semangat itu tetap ada
Saya percaya, Saya bisa
Yakin kalau semua akan berlalu dengan semestinya
Pesimisme lemparlah jauh-jauh
Optimisme menyelimuti setiap ruang yang ada
Tak ada yang tak mungkin
Karena saya yakin
Tapi sekarang saya telah melihat batasnya
Saya sudah melihat batasnya
Saya hampir menggapai penghujungnya
Ternyata
Saya lelah
Bukan menyerah
Hanya ingin menutup mata
Hanya ingin mencairkan peluh yang membeku menjadi tetes-tetes air mata
Sekedar lelah
Bukan menyerah
Hanya sedikit jengah
Atau mungkin hilang arah
Entahlah
Saya lelah...
Semangat itu tetap ada
Saya percaya, Saya bisa
Yakin kalau semua akan berlalu dengan semestinya
Pesimisme lemparlah jauh-jauh
Optimisme menyelimuti setiap ruang yang ada
Tak ada yang tak mungkin
Karena saya yakin
Tapi sekarang saya telah melihat batasnya
Saya sudah melihat batasnya
Saya hampir menggapai penghujungnya
Ternyata
Saya lelah
Bukan menyerah
Hanya ingin menutup mata
Hanya ingin mencairkan peluh yang membeku menjadi tetes-tetes air mata
Sekedar lelah
Bukan menyerah
Hanya sedikit jengah
Atau mungkin hilang arah
Entahlah
Saya lelah...
Sabtu, 21 April 2012
Lelucon Besar
Hebatnya
Hidup ini seperti sebuah lelucon besar
Saya seperti sedang berada di atas panggung drama. Bertopeng. Berekting. Berlagak bak aktor utama. Aktor handal yang sedang berperan dalam sekenarionya.
Semuanya
Sempurna seperti sebuah lelucon di atas pentas
Mempermalukan atau dipermalukan
Menjatuhkan atau dijatuhkan
Menyakiti atau disakiti
Hanya untuk sebuah permainan busuk
Hanya untuk membuat orang lain tertawa
Sayangnya
Hidupku seperti sebuah lelucon besar
Hidup hanya sebagai lelucon untuk diri sendiri bahkan orang lain
Terlampau sering untuk ditertawakan
Terlampau sering untuk dikasihani
Setiap saat hanya bisa berkamuflase terhadap diri sendiri
Hidup seperti lelucon besar
Hebatnya...
Hidup ini seperti sebuah lelucon besar
Saya seperti sedang berada di atas panggung drama. Bertopeng. Berekting. Berlagak bak aktor utama. Aktor handal yang sedang berperan dalam sekenarionya.
Semuanya
Sempurna seperti sebuah lelucon di atas pentas
Mempermalukan atau dipermalukan
Menjatuhkan atau dijatuhkan
Menyakiti atau disakiti
Hanya untuk sebuah permainan busuk
Hanya untuk membuat orang lain tertawa
Sayangnya
Hidupku seperti sebuah lelucon besar
Hidup hanya sebagai lelucon untuk diri sendiri bahkan orang lain
Terlampau sering untuk ditertawakan
Terlampau sering untuk dikasihani
Setiap saat hanya bisa berkamuflase terhadap diri sendiri
Hidup seperti lelucon besar
Hebatnya...
Kamis, 19 April 2012
Ironi
Salah saya apa?
Kenapa semua ini terasa begitu sulit?
Salah saya di mana?
Kenapa semuanya membuat saya berada dalam posisi yang begitu menghimpit
Menyesakkan!
Apa yang harus saya perbuat?
Saya hanya mencoba menjadi apa yang saya mau dan apa yang bisa saya lakukan. Saya terus mengalah, tapi malah membuat saya kalah. Saya terus bersabar, tapi sampai kapan saya harus sabar?
Saya lelah. Lelah karena terus menerus menjadi sosok yang mencoba tabah. Tidak selamanya saya bisa melengkungkan senyum di wajah saya. Seakan tidak ada yang terjadi, seakan saya baik-baik saja
Saya lelah harus menjadi orang di antara orang lain. Saya lelah melihat kalian bahagia sementara saya menjerit. Untuk kesekian kalinya saya, LELAH
Kenapa semua ini terasa begitu sulit?
Salah saya di mana?
Kenapa semuanya membuat saya berada dalam posisi yang begitu menghimpit
Menyesakkan!
Apa yang harus saya perbuat?
Saya hanya mencoba menjadi apa yang saya mau dan apa yang bisa saya lakukan. Saya terus mengalah, tapi malah membuat saya kalah. Saya terus bersabar, tapi sampai kapan saya harus sabar?
Saya lelah. Lelah karena terus menerus menjadi sosok yang mencoba tabah. Tidak selamanya saya bisa melengkungkan senyum di wajah saya. Seakan tidak ada yang terjadi, seakan saya baik-baik saja
Saya lelah harus menjadi orang di antara orang lain. Saya lelah melihat kalian bahagia sementara saya menjerit. Untuk kesekian kalinya saya, LELAH
Senin, 12 Maret 2012
Ijinkan Aku Bermimpi
Semua berlalu seakan hanya mimpi, seperti fakta tetapi hanya dalam tidurku tidak teruntuk hidupku. Mungkin sampai detik ini aku masih dibatasi mimpi.
Nyata dalam bayangannya tapi tiada dalam wujudnya.
Jika saja aku diijinkan untuk bermimpi, aku akan menunjuk mimpiku sendiri tanpa pijakannya, tanpa jejak kehadirannya. Tanpa sesosok yang akan meneriakkanku dalam lamunanku, menghentikanku dari perjalananku dan menyadarkanku bahwa semua ini tak lebih dari secuil mimpi.
Tapi sayang,
Rinduku tak terkembang
Mimpiku sebatas harapanku,
Mimpiku bermetamorfosa menjadi kenangan
Harapanku berganti angan-angan...
Begitu saja.
Nyata dalam bayangannya tapi tiada dalam wujudnya.
Jika saja aku diijinkan untuk bermimpi, aku akan menunjuk mimpiku sendiri tanpa pijakannya, tanpa jejak kehadirannya. Tanpa sesosok yang akan meneriakkanku dalam lamunanku, menghentikanku dari perjalananku dan menyadarkanku bahwa semua ini tak lebih dari secuil mimpi.
Tapi sayang,
Rinduku tak terkembang
Mimpiku sebatas harapanku,
Mimpiku bermetamorfosa menjadi kenangan
Harapanku berganti angan-angan...
Begitu saja.
Senin, 27 Februari 2012
Sesuatu Yang Muncul Tiba-Tiba
Sesuatu yang muncul tiba-tiba
Ya...
Dia hadir begitu saja
Melekat dalam tubuhku
Kehadirannya nyata
Namun,
Kepergiannya masih sebuah tanda tanya
Menyakitkan
Tak hanya itu, bahkan ia mengusikku
Ya Allah, cobaan apa lagi ini?
Ya...
Dia hadir begitu saja
Melekat dalam tubuhku
Kehadirannya nyata
Namun,
Kepergiannya masih sebuah tanda tanya
Menyakitkan
Tak hanya itu, bahkan ia mengusikku
Ya Allah, cobaan apa lagi ini?
Kamis, 05 Januari 2012
Salah Siapa?
Bukan siapa menyalahkan siapa
Bukan kamu disalahkan siapa
Bukan aku yang menyalahkanmu
Hanya saja...
Semuanya berubah
Seperti benda usang
Yang kian hari kian merapuh
Bukan aku menyalahkanmu
Atas semua ini
Atas apa yang telah terjadi
Semua yang kau perbuat
Semua cerita itu
Biarlah
berlalu sudah
Berlalu.. Ya berlalu
Namun membekas
Menyisakan kelu
Tidak, aku sudah tidak merasakan hal apapun lagi
Tidak benci
Tidak kehilangan
Marah pun tidak
Terlebih dendam
Bahkan sudah tidak mencintaimu lagi
Ya.. Lagi.. Tidak lagi
Bukan aku menyalahkanmu
Hanya saja, apa yang kau perbuat dahulu telah mengubah segalanya
Mungkin segalanya berhiaskan hiperbola
Tapi tidak.. Tidak bagiku
Karena memang
Memang segalanya berarti makna yang sebenarnya
Membuat sifatku tak seperti dulu
Tak sebaik dulu
Tak sepeka dulu
Tak perduli
Acuh
Diam, namun untuk memendam bukan mendendam
Merutuki.. Maaf jika aku selalu merutukimu
Kita manusia
Manusia biasa
Sebiasa yang kau lakukan dulu
Sewajar apa yang aku lalui waktu itu
Yang selalu melekat
Pekat
Dwipangga, Jakarta-Solo
Bukan kamu disalahkan siapa
Bukan aku yang menyalahkanmu
Hanya saja...
Semuanya berubah
Seperti benda usang
Yang kian hari kian merapuh
Bukan aku menyalahkanmu
Atas semua ini
Atas apa yang telah terjadi
Semua yang kau perbuat
Semua cerita itu
Biarlah
berlalu sudah
Berlalu.. Ya berlalu
Namun membekas
Menyisakan kelu
Tidak, aku sudah tidak merasakan hal apapun lagi
Tidak benci
Tidak kehilangan
Marah pun tidak
Terlebih dendam
Bahkan sudah tidak mencintaimu lagi
Ya.. Lagi.. Tidak lagi
Bukan aku menyalahkanmu
Hanya saja, apa yang kau perbuat dahulu telah mengubah segalanya
Mungkin segalanya berhiaskan hiperbola
Tapi tidak.. Tidak bagiku
Karena memang
Memang segalanya berarti makna yang sebenarnya
Membuat sifatku tak seperti dulu
Tak sebaik dulu
Tak sepeka dulu
Tak perduli
Acuh
Diam, namun untuk memendam bukan mendendam
Merutuki.. Maaf jika aku selalu merutukimu
Kita manusia
Manusia biasa
Sebiasa yang kau lakukan dulu
Sewajar apa yang aku lalui waktu itu
Yang selalu melekat
Pekat
Dwipangga, Jakarta-Solo
Langganan:
Komentar (Atom)