Jumat, 27 November 2015

Adalah Aku

Adalah aku,
yang tak lelah menggoreskan tinta hitam di kertas buram
yang sering lupa atas pahit secangkir kopi pekat
yang punya luka berbalut pelangi

Adalah aku,
yang selalu mencinta atas cinta kamu yang tiada
yang belum saja pergi walau kamu sudah berlari
yang belum bisa berkata selesai pada cerita yang belum usai

Adalah aku,
wanita itu, dibelakangmu, yang kini berjalan mundur tanpa berbalik arah
Menatapmu hingga menjauh dan menghilang

Selasa, 24 November 2015

Ada yang Harus Hilang

Ada senja di pelupuk matamu
Aku tak bisa menggenggamnya
Ada rindu yang menggebu
Aku hanya bisa merasa tanpa ada kata jumpa

Wajah kelambu bukan nyanyian merdu
Aku ingin bertemu, kataku
Aku merindu
Sangat hingga pilu

Kini hujan hanya bergumpal pada satu kota di dalam pusara kata
Aku cinta
Suaranya bergema dalam dada
Bisu hingga terbata bersuara bising ditelinga
Tapi yang terdengar hanya hening tanpa jeda

Detik ini....
Pelangi meleleh di tengah laut yang terbelah oleh pusara
Badai telah pulang
Laut kembali tenang
Ada yang harus hilang
Entah aku atau rasaku

Agar kita tidak harus mempersalahkan atas rasa yang aku punya
Agar kamu bisa mencerna cintanya seperti biasa tanpa ada angka tiga
Agar aku terbiasa menerima kata luka dalam mencinta

Senin, 23 November 2015

Rahasia

Entah dia, waktu atau aku yang salah
Karena kini aku kembali hanya bisa meracau, mengeluh tanpa arti
Mungkin kembali aku mencinta sendiri
Dia tak ada
Dia hanya bayang yang ada karena terang
Ketika gelap dia menghilang
Yang tersisa hanyalah..... aku dengan memori tak berarti

Aku tau aku yang salah
Ketika hujan tak kunjung turun di pelupuk mata
Sesak dada kian meronta
Aku tau aku salah
Mencinta dia yang sedang cinta dengan kekasihnya
Maka salahku ku tanggung sendiri
Aku mencinta sendiri
Tersakiti oleh rasa yang dibuat sendiri

Bisa apa jika cinta tidak datang pada orang yang tepat
Jika saja Tuhan berkenan aku yang memilih
Maka aku tidak pernah memilih malam untuk mencinta
Maka aku... memilih untuk tidak pernah hidup dalam ceritanya

Jika aku salah akan cinta
Maafkanlah
Tapi jika aku bisa sekali saja merasa akan cinta itu ada
Maka ijinkan aku mencinta sebatas yang aku bisa
Walau dengan rahasia di dalamnya

Kamis, 19 November 2015

Terkutuklah!

Aku tidak ingin berfikir apa-apa
Sekata pun tidak
Tak ingin membuat spekulasi tentang apapun
Sebesit pun tidak

Sejatuh-jatuhnya
Terkutuknya
Sejijik-apapun
Sesak sakit bercampur hingga hambar

Tidak! Aku tidak akan berfikir tentang manusia-manusia yg kini bertarung dalam benak
Entah jauh dalam batin ada yakin itu semua benar
Tapi tidak! Aku tidak mau tau!
Tidak perlu tau!
Tidak perlu tau dia dengan siapa dan melakukan apa!

Tuhan
Terkutuklah!

Sungguh... Tuhan!
Kutuk lah DIA! jika yang dalam benak adalah benar!

Sabtu, 14 November 2015

Malam dan Sedetik Lagi

Belum pernah ada matahari menangis, meneteskan pelangi ketika malam
Belum pernah
Karena malam hanya milik bulan

Ini bukan perkara pelangi, bulan ataupun matahari
Ini perkara rasa
Karena rasa bukan perkara bercanda
Ini nyata,
Jika kamu tau
Aku ingin menyerah detik ini
Tapi kita masih terkurung dalam malam yang sama
Tanpa bintang, tanpa bulan
Hanya gelap
Tanpa banyangan

Bayangkan jika kita terpenjara
Aku hanya bilang malam memang gelap
Namun kamu bilang ingin pergi
Jangan bicara jika mau pergi!!!
Karena sejatinya aku tak bisa lihat
Semua gelap
Jika kamu bersuara
Yang tertinggal hanyalah kenangan
Pergi dan bawalah segala persetan itu dari sini
Jangan sisakan aku dengan hal-hal seperti memori

Jika bukan kamu yang pergi maka aku yang berlari
Dengan meninggalkan suara hentakan kaki

Biar saja kamu rasa
Tersentak oleh kata selamat tinggal yang keluar bukan atas ucapan
Biar saja kamu rasa
Tapi tetap saja aku yang tak kuasa
Bisakah aku berlari?
Siapa tau sedetik lagi pagi hari

Rabu, 11 November 2015

Episode

Ada cerita yang patah pada setiap langkah ketika kau mendekat
Habis napas untuk setiap aksara yang tak pernah dibahas
Bersambung namun bias, berlanjut ketika cerita harus diakhiri

Bisa saja aku padam
Hanya karena aku ingin
Bisa saja aku hilang
Hanya karena aku mau
Tapi bisa apa ketika kita masih terjebak di ruangan yang sama?

Cukupi saja seperti ini
Biarkan menggantung tanpa jeda
Tercekik hingga mati seluruhnya
Jika mungkin itu juga

Maaf,
Aku...
Belum:
Bisa mengakhiri setiap episode yang aku buat sendiri
Hanya menunggu cerita yang berakhir pada dirimu
Entah indah entah hancur
Bagiku atau bagi-dia

Minggu, 01 November 2015

Belum Sempat

Belum pernah aku punya cinta yang ku goreskan seluruhnya di langit jingga
Hingga habis tinta, hancur pena
Belum pernah aku punya rindu yang selalu padam dalam senyummu
Dan aku belum punya cukup kata yang sempurna tuk bicara
Sebisanya hanya tertuang lewat bait prosa

Belum juga habis aku berlari
Namun kamu pergi
Belum juga habis aku bicara
Kamu hanya tertawa
Belum juga habis aku mencintai
Namun kamu anggap ini lelucon semata

Kita terbingkai dalam paradoks yang dianggap benar hanya pada sisiku
Dipersalahkan oleh kata: merampas
Dikutuklah aku dalam sumpah-serapah jika hal itu nyata
Bertahun-tahun bukan perkara mudah mungkin baginya
Namun juga bukan perkara mudah bagiku
Untuk kembali melepas rasa yang belum sepenuhnya layu
Mencabut ketika seharusnya hidup

Belum pernah aku bicara sejujurnya
Hingga habis suara, namun masih terbata oleh nada
Hebatnya aku bisa menjerit sejadi-jadinya
Dalam tanya yang entah apa
Dalam bisu yang semakin kelu
Pada bait "aku ini apa dalam hidupmu"

Begitu sulitkah hanya untuk bicara, aku cinta
Tertuang panjang malang melintang
Begitu sulitkah hanya untuk bicara, aku cinta
Belum sempat terjadi namun kini cinta kupaksa hilang