Sabtu, 25 Desember 2010

Ini Nyata!



Mencoba untuk lenyapkan semua rasa
Tapi seakan mencampakkan realita yang ada
Luka yang membusuk semakin melekat tak kunjung menjauh
Menggerogoti batin yang kian merapuh

Berharap ada setitik cahanya yang mengangkatku dari gelapnya hampa
Namun, seperti fatamorgana yang membuat tiada seakan nyata
Meyakinkan jiwa menggapai harapan
Yang faktanya, tak akan pernah menjadi kenyataan

Hingga Januari datang, aku tetap membuka mata namun hati kututup rapat
Ketika Desember berlalu, senyum tetap melengkung walau hati meringis perih
Meyakinkan yang tiada adalah tiada bukan yang tiada adalah nyata
Berharap semua dapat terwujudkan
Walau akhirnya aku sendiri yang terhempas kekecewaan

Perih... Pilu... Hancur... Mati...
Namun semua itu selalu ku ulangi
Karena ini adalah hidup
Hidup untuk mati ataukah mati untuk hidup?
Cukup!! Mungkin engaku muak
Tapi aku lebih muak!!
Muak terhadap hidupku yang tak pernah menjauh dari berjuta harapan
Yang pada akhirnya berujung kekecewaan
Padahal yang ku inginkan hanyalah satu
KAMU!!

Sabtu, 20 November 2010

For my beloved friend


friend, are you remember?

I always tell you about the people I love

and today I saw you with him, became his LOVER..


Kamis, 28 Oktober 2010

Perbuatanmu



Perbuatanmu!
Ku fikir aku yang salah, ternyata aku salah
Yang salah adalah kau!
Kau dan perbuatanmu!

Perbuatan busukmu, berhasil menggoreskan semua!
Mengiris perih luka yang ku balut rapih saat itu

Ku fikir semua orang salah menilaimu,
Ternyata aku salah
Mereka benar, kau yang salah!
Kau yang biadab!

Kau berhasil merusak harapan manis yang ku rajut saat itu.
Apa salah ku, hingga aku harus menuai pelik seperti ini ?

Cukup dengan semua cakap mu!
Penat dengan semua perbuatan mu!

Dimana kau letakkan perasaan mu sebagai lelaki?
Kami bukan wanita yang dapat kau cicipi sesuka jiwamu!
Kami bukan wanita yang dapat kau tanami dendam di hati kami
Karena kami tau karma selalu menggempur jiwa yang lengah
Tapi kami adalah wanita yang selalu mencoba mengerti dirimu
Bukan wanita yang dapat kau goresi dengan luka!

Hentikan permainan mu sebelum wanita memainkan perasaan mu lelaki!
Karena luka yang akan ditancapkan di hatimu akan lebih menusuk jika kau ingin merasakannya lebih dalam lagi dengan segala perbuatan mu itu!

Senin, 18 Oktober 2010

Karma



bukan aku yang menebak insting
tapi insting yang menerkaku ..

siapa yang tau dalamnya hati seseorang
jika saja orang itu berkata, akankah ia dusta?
jika saja orang itu berbuat, akankah ia hianat?
tapi semua akan terekam jelas di matamu.

setiap mendengar namanya, aku tak mau menimpal
bukan karna aku dilukai karma,
tapi aku yang melukai karma

bukan waktu yang menculikku,
tapi aku yang mendustai waktu

karna 1 bisa melukai 100
karna 1 lebih kejam dari 100
karna 1 itu kaku

membalut luka sepedih ini tidak semudah menyembuhkan luka daging yang terkoyak gigitan anjing.

karna aku belajar, orang akan melupakan apa yang aku katakan dan aku lakukan
tapi orang tidak akan pernah lupa bagai mana membuat mereka merasakan...

Rabu, 15 September 2010

Lihat Aku Tersenyum Dalam Kemunafikan

Indahnya senyum tak hanya di lengkungkan untuk seseorang yang kau sayangi,
Tak luput terhadap dia yang kau benci

Ditinggal oleh seseorang yang kau sayangi,
Tak dapat menggapai yang kau inginkan,
Hilangnya sesuatu dari genggaman mu,
Bahkan di renggutnya seseorang dari pelukan mu adalah salah satu dari sekian juta alasan mengapa bibir mu tak lagi melengkungkan senyumnya.

Teriris memang jika kita dihadapkan dengan sesuatu yang tak kita inginkan
Namun ini jalan Tuhan.
Jalan untuk membuat kita menjadi pribadi yang lebih tegar
Tetap tersenyum dalam keadaan apapun
Bahkan ikhlas menerima semua yang ada..

Begitu sulit untuk mengikhlaskan sesuatu yang tak dapat kita relakan
Karena belajar untuk ikhlas tak akan pernah terhenti hingga maut di ujung tombak ..

Mengikhlaskan bukanlah perkara yang mudah
Bahkan terkadang mencoba untuk ikhlas akan membawa kita ke dalam rasa kemunafikan
Suatu saat, mulutmu kan berkata bahwa kau ikhlas dan rela ..
Tapi, apakah kau pernah menjamah hati mu ?
Hati kecilmu sedang meronta-ronta ketika itu !
Memang tak terlihat di mulut mu, namun tergambar di mata mu, tersirat jelas di wajah mu ..

Kau dan aku manusia,
Mahluk yang diciptakan tuhan dengan perasaannya ..
Kau dan aku merasakan..

Ketika kau tersungkur,
Tanpa kau sadari hati kecil ku merasakan perihnya luka mu..
Sadar atau pun tidak, aku pernah berada di posisi mu ..

Ikhlas dan senyum adalah dinamika yang saling berhubungan,
Ketika kau ikhlas, kau gambarkan dengan senyum mu..
Namun, tak jarang kedua dinamika tersebut saling bertentangan .
Bertentangan ketika kau berusaha untuk ikhlas,
Namun hati kecilmu tak merelakannya, ia meronta !
Dan bibir mu akan melengkungkan senyum dalam kemunafikan ..

Selasa, 24 Agustus 2010

Ketika Dunia Menyudutkanmu



ketika seluruh isi dunia menyudutkanmu
seperti sebutir debu yang hancur terinjak, namun tetap bebas terbang mengisi ruang ruang bumi
termasuk ruang ruang dalam batinku

seperti debu yang melapisi tiap tiap sudut dunia
seperti itu pula cibiran yang terhujam padaku saat ini

keyakinan dalam batin tuk menepis sejuta makian
terkadang kuat terkadang rapuh

seorang manusiapun tak dapat memungkiri bahwa keyakinan yang ada dalam dirinya adalah benar adanya
tanpa terkecuali kau dan aku
meskipun kesalahan tetap tertuju pada orang lain selain diri sendiri

namun, ketika seluruh isi dunia memojokkan mu
apa kau yakin kau mampu menghadapi gempuran dunia ini sendirian?
tanpa pendamping kuat yang dapat menopang batinmu ketika terjatuh seketika ?

dan ketika itulah bumi berputar,
membalikkan semua yang ada

seperti itu yang ku alami saat ini,
seperti yang akan terjadi esok, lusa dan seterusnya ..

tetap hanya Tuhan yang sangat mengerti dimana posisi seseorang yang terpojokkan maupun yang memojokkan.

Jumat, 20 Agustus 2010

Pengorbanan ?

hitam putih hitam putih hitam putih hitam putih hitam putih
putih hitam putih hitam putih hitam putih hitam putih hitam

kosong isi kosong isi kosong isi kosong isi kosong isi
isi kosong isi kosong isi kosong isi kosong isi kosong

terang gelap terang gelap terang gelap terang gelap terang gelap
gelap terang gelap terang gelap terang gelap terang gelap terang

Cinta pengorbanan cinta pengorbanan cinta pengorbanan cinta pengorbanan cinta pengorbanan
Pengorbanan cinta pengorbanan cinta pengorbanan cinta pengorbanan cinta pengorbanan cinta

Sadarilah, cinta itu selalu membutuhkan pengorbanan.
Tak perduli kau sanggup ataupun tidak.

Tapi yakinlah,
Sebuah pengorbanan akan membuahkan cinta kelak.
Tak peduli kau sadar ataupun tidak.

Rabu, 18 Agustus 2010

00.00-01.00

00.00 am
aku berdoa untuk kebahagiaanmu

00.05 am
aku berharap kau tak menyakiti siapapun aku ataupun dia

00.15 am
aku tak mau kau menghianatinya

00.20 am
aku ingin kau menepati janjimu

00.30 am
aku mencoba sabar dan berusaha untuk bijak

00.40 am
bibir pun berkata sungguh aku menyayangimu dengan sepenuh hatiku

00.45 am
aku takut kau terlanjur menyayanginya

00.50 am
aku mulai ragu dengan keputusanmu

00.55 am
benakku pun berbicara tentang sesuatu yang tak ku inginkan

01.00 am
sungguh aku takut kehilanganmu
dengan atau tanpa keputusan yang aku ambil..

Jumat, 06 Agustus 2010

K O S O N G

Ketika rapuh menjadi kokoh
Ketika terjaga tanpa terkantuk
Ketika itulah aku merasa bernyawa

Seperti berdiri tanpa rusuk
Seperti hidup tanpa jantung
Seperti itulah aku merasa terbuang

Bernyanyi diantara diafragma mu
Bersenandung diantara rangkulan mu

Berlari meraih yang ku mau
Tertatih mencari yang ku inginkan

Ketika seru ibu tak ku anggap
Batin yang ku gunakan tuk menunjuk mata angin

Perlahan mataku sayup dan tertutup
Aku lelah,
Lelah dengan semua harapan ku
Semua harapan kosong ku

Minggu, 13 Juni 2010

kenapa harus SAHABATKU ?


Terimakasih sahabatku, terimakasih atas apa yang kau berikan kepadaku.
Terimakasih karna kau selalu ada di saat aku membutuhkan mu dan disaat aku membutuhkan seseorang untuk saling berbagi cerita tentang seseorang yang ku sayangi selama ini..

Mungkin ini takdirku,
atau mungkin ini cobaan yang Tuhan berikan untuk kita..
Aku tak tau apa yang harus aku lakukan.
Dan yang sekarang aku rasakan adalah SAKIT yang sangat mendalam sahabatku..

Jika kau sahabatku, pasti kau akan merasakan apa yang aku rasa saat ini ..
Sungguh sangat menyesakkan..
Dan ini keputusan yang sangat berat untuk memilih orang yang ku sayangi selama ini walaupun dia tak akan pernah tau kalau aku menyayanginya,
atau
Aku harus memilih sahabatku sendiri..

Karena orang yang ku sayangi itu menyukai kau SAHABATKU..

Dan dia menaruh mu di tempat yang paling indah di hatinya ..

Senin, 07 Juni 2010

edelweiisnya


entah untuk apa aku bertahan saat ini.
jika aku harus mengingat perihnya, sungguh ini sangat menyakitkan.
namun jika aku harus mengingat indahnya, terlalu manis semua kenangan yang takkan bisa ku lupakan.

entah berapa banyak butiran air mata yang menetes ketika bayangnya menguasai batin.
entah untuk apa aku belajar mencintainya, jika nantinya aku pun harus belajar untuk mengikhlaskannya.
melepas berjuta kenangan tentangnya, disaat aku usai merajut impianku akan dirinya.

bagaimana caranya mengikhlaskan dia yang tak pernah bisa ku gapai?
bagaimana caranya melupakan dia yang selalu menanamkan berjuta harapan di hidupku?

dan setelah ku temukan semua jawaban itu, dia kembali mengisi hidupku.
menyirami semua yang telah layu, yang mungkin akan kembali layu seperti dulu.

namun, seperti bunga edelweiis yang kau beri,
aku yakin.
perasaan ini takkan pernah mati dalam batinku.

(Terbit di majalah Kort edisi 03 / V / 03.2011)

Sabtu, 05 Juni 2010

kita

Disini,
Di ruang ini
Kita saling menatap, kita saling melihat, kita saling mengingat.
Apa yang telah kita lakukan,
Apa yang telah kita alami,
Apa yang telah kita lewati.

Disini,
Di ruang ini,
Tak ada yang tau apa yang kan terjadi besok,
Mungkin ini adalah hari terakhir kita semua berbaur dalam satu ruang,
berbaur di dalam satu suka, dan dalam satu cita.

Mungkin banyak kesalahan yang telah kita buat,
Mungkin sebuah celaan adalah pujian,
Sebuah ejekan adalah kekaguman,
Bahkan sebuah pukulan adalah rasa kasih sayang..
dan beberapa tindakan lainnya hanyalah sebuah kesalah fahaman.

hari ini rangkullah temanmu,
Ingat kebaikannya dan maafkan semua kesalahannya.
Karena bumi terlalu cepat berputar,
Semua tinggal kenangan.

Sabtu, 29 Mei 2010

Jika

Jika kau tau,

Kau adalah mentari bagiku,

Mentari yang selalu menyinari hidupku.


Jika kau tau,

Kau adalah bintang,

Bintang yang slalu menghiasi malam-malamku


Aku mencintaimu dengan sederhana.

Setulus aku mencintaimu,

Sesakit itu aku melihat kau bersamanya.

Seikhlas ku melepasmu,

Seperti itulah cinta ku padamu yang takkan pernah kau ketahui


Berjuta kenangan tentangmu takkan lekang di benakku.


Jika kau tetap mencintainya,

Aku rela kau bersamanya.

Namun, jika kau berubah pikiran dan memilihku,

Aku kan selalu ada disini menunggu hadirmu.

Jumat, 28 Mei 2010

tears


Here, the wounds are very deep to make me stay, make this feeling more and more buried and rotting.

Make me always want to close my eyes, and always dreaming.
I know, all my dreams never come true.
Enough to feel it all, pain, happiness, destroyed, pleasure, anxiety, fear, jealousy, hope, dropped, or rose.

I don't know whether I should stay, or give up without a certainty.
Or is all that I feared should happen?

Whatever!

I'm me, I'm just a dreamer who might never reach her dream.
because my dream is a real thing I have to reach out somehow.

I just wanted to follow what I feel now.
and look what I desire with all my limitations, and with all my hopes.

until the time comes, maybe you'll really notice when it has expired and might regret come to me or to you.

Senin, 10 Mei 2010

Surat Kecil Untuk Kakak Senior


“Ka, thank you yaa udah mau nganterin gue sampai rumah.” Seru ku.
“Iya, sama-sama. Ya udah, masuk rumah gih udah malem nanti lo diomelin lagi. Ntar gue telepon yaa.” Balasnya.
“Oke, hati-hati di jalan yaa!”
“Sip, gue balik yaa.”
Bastian, yaa dia yang selalu ku panggil kak Bastian. Dia adalah kakak senior ku yang ku kenal melalui kegiatan ekstrakulikuler pramuka di SMP yang selalu ku kagumi. Bukan karena ketampanannya, tetapi karena kebaikan dan kepribadiannya. Cara berfikirnya pun sangat dewasa. Aku sangat menyukainya. Sungguh aku suka padanya.
Tidak hanya sekedar suka, namun aku bingung, perasaan apa ini? Hingga aku beranjak SMA pun aku tetap menyukainya. Seakan-akan tak ada lagi laki-laki di dunia ini. Selama ini dia yang selalu menemani malam-malam ku. Menasihati ku ketika aku sedang bimbang, memberi jalan keluar ketika aku sedang bermasalah. Dan selalu membuat ku tertawa ketika aku sedih. Namun, dialah penyebab ku menagis ketika aku sedang berada di sisinya.
Aku ingat ketika pertama kali aku mengenalnya di SMP, dia kakak senior 3 tahun diatasku, yaa ketika itu aku sedang duduk di bangku kelas 3 SMP, dan dia kelas 3 SMA. Ketika ada waktu luang dia selalu berkungjung ke sekolah kami. Terkadang suka melatih atau memberi motivasi. Entah mengapa ada sesuatu yang berbeda dari dirinya dibandingkan dengan kakak-kakak senior yang lain. Karismanya sangat mempesona, sungguh amat mempesona.
Entah apa yang membuat hubungan kami menjadi lebih dekat. Entah dari mana dia mendapat nomor handphone ku. Aku ingat, malam itu dia mengirimkan pesan hanya sekedar basa basi. Karena aku tak tahu itu nomor siapa jadi tidak ku balas pesannya hingga satu minggu. Setelah aku sadar kalau ada pesan yang belum ku balas, malam itu juga aku membalas pesannya dan aku menanyakan siapa pemilik nomor tersebut.
maaf, baru bisa membalas pesanmu. Ini nmr siapa ya? Tdk ada di daftar kontak telefon ku.
Tidak lama kemudian ada balasan darinya.
lagi apa lo kin? Ini gue Bastian.”
oh, sory kak baru bls pesannya, gue ga tau kalo itu nmr lo. Hehe
kemudian percakapan singkat kami berlanjut dengan obrolan yang amat panjang. Memang dia orang yang paling enak untuk diajak ngobrol, bertukar pikiran dan sebagainya. Sejujurnya saat itu aku belum benar-benar menyukainya, mengenalnya saja hanya sedikit. Akhirnya semakin lama kami berbincang, perlahan-lahan aku mengenali dirinya. Hingga dia mau membuka kehidupannya untukku.
Mungkin dia mengira aku adalah junior yang bisa diajak untuk menyimpan rahasia, yaa rahasia tentang kegiatan ekstrakulikuler tentunya, dan aku terpilih menjadi orang yang dapat di percaya oleh kakak-kakak senior yang lain. Aku tidak keberatan menerima semua hal itu. Aku pun bisa menyesuaikan diri dengan cara bergaul mereka.
Suatu ketika aku semakin terkejut dengan perasaan yang kudapati selama ini. Awalnya ku kira aku hanya sekedar simpatik padanya, tetapi ternyata tidak. Setiap aku berada didekatnya aku selalu merasa nyaman berbeda dengan yang lain. Dan apabila satu hari saja dia tidak menghubungiku baik melalui telepon atau pesan singkat aku selalu tidak tenang dan berusaha mencari kabar tentangnya. Dengan hati-hati tentunya, karena aku tak mau ada satu orang pun yang mengetahui tentang apa yang aku rasakan saat ini kepadanya.
* * *
Siang itu aku sedang mengobrol dengan seseorang wanita melalui media internet. Dia yang ku kenal dengan nama Niwi, ternyata juga kakak seniorku yang tinggal di Solo. Entah apa yang membuatku dekat dengannya dan kami selalu melakukan rutinitas yang hampir sama yang membuat kami selalu cocok untuk mengisi waktu luang dengan mengobrol. Karena tak punya cukup waktu untuk mengobrol melalui media internet, jadi kami memutuskan untuk saling memberi tahu nomor telepon yang dapat dihubungi agar bisa melanjutkan percakapan yang tertunda.
* * *
Pekan ini adalah pekan penentuan kelulusan untuk siswa SMA, ya seperti rutinitas biasanya, aku selalu menghubungi kak bastian dan memberikan semangat untuknya sebelum menempuh ujian akhir. Dan selalu meminta sarannya agar aku tidak gugup ketika menghadapi ujian kelulusan tingkat SMP pada minggu yang akan datang. Aku rasa dia senang ketika kami saling memberi semangat, tapi kami mempunyai cara yang berbeda. Malam itu, malam sebelum ujian tingkat SMA dilaksanakan. Dia yang memulai menghubungiku dengan mengirim sebuah pesan.
hey Kina, bsk gue ujian nih. Doain yaa!”
“haha, hayolooooh ujian bsk, udh belajar blm lo kak?” aku membalas
“yaaah, belajar mah gampang mnt doanya aja. Oke!”
“emg lo yakin lulus? Hayo lulus ga lo kak?”
“haha sial lo, yaa gue yakin laah pasti lulus. Kalau gue ga lulus SMA mau jd apa gue? Ckck.”
“emang lo yakin tanpa belajar bs nyelesain semua ujiannya? gue bertaruh kalau lo ga belajar lo pst bingung ngerajainnya.”
“haha, ayo! Kita lihat bsk ya!”
“heeem, OK! Gmpng itumah.”
“haha, lo ga belajar Kin ?”
“ini gue lg belajar sambil SMS-an sama lo. Hueheheh”
“laah, belajar sambil SMS-an mana msk dodol!”
“laah, buktinya sekarang lo jg lg SMS-an kan? Siapa dong yg dodol?”
“aaah, hahaha iyaa yaa.”
Walaupun sehari-harinya percakapan kami hanya seperti itu, tetapi jujur aku amat sangat senang bisa berbincang-bincang dengannya. Hingga aku bisa menjadi teman bicaranya yang baik. Dia percaya padaku untuk menyimpan berbagai rahasaianya. Sambil mendengar ceritanya, aku dapat mengetahui bagaimana kehidupannya, apa kesukaannya, dan apa yang paling dia benci.
Hingga pekan ujian SMP pun dimulai, yaa dia pun menyemangati ku dengan cara yang biasa kami lakukan. Aku senang dia ingat kepadaku. Dan alasan utama aku bersemangat saat ujian itu adalah dia. Aku melewati hari-hari ku dengan gembira, tak ada satupun yang membuatku bersedih. Dia meluapkan berjuta harapan untukku. Semua perbuatannya membuatku semakin mengaguminya. Apakah dia yang akan menjadi pacar pertamaku nanti? Heem, mungkin saja. Haha, aku selalu berharap. Tak ada salahnya kan kalau berharap.
* * *
sampai saat itu aku masih berkomunikasi dengan kak Niwi, yang sudah ku anggap sebagai kakak perempuanku sendiri. Aku senang bisa kenal dengan orang seperti dia. Dia baik, ramah, dan cepat akrab dengan orang lain. Suatu ketika, aku tak mengetahui rencanyanya untuk kembali ke Jakarta saat itu, karena dia tak memberi tahu ku sebelumnya. Mungkin ingin memberi kejutan atau memang dia lupa memberi tahu. Yaaah, tak masalah laah karena memang aku ingin sekali bertemu dengannya.
Aku ingat hari itu, tepatnya hari Jumat. Hari pertama pertemuan ku dengan kak Niwi di sekolah, ternyata dia lebih cantik dan lebih baik dari yang ku kenal. Aku terus berbincang-bincang dengannya memanfaatkan pertemuan kami yang tidak sengaja. Dan ternyata hari itu adalah hari reuni angkatan mereka. Dan pastinya diantara kerumunan orang-orang itu ada kak Bastian. Aku terus memandanginya tanpa henti tetapi tetap menjaga pandangan orang lain dari ku. Karena aku tetap tak mau ada seorang pun yang tau tentang perasaanku ini.
Hari-hari pun berlalu, ternyata kak Niwi akan menetap di Jakarta dengan alasan ingin melanjutkan kuliah disini. Sementara itu, hari-hari pengumuman kelulusan semakin mendekat. Yaa, hari ini adalah pengumuman kelulusan untuk tingkat SMP, karena satu minggu yang lalu adalah pengumuman kelulusan tingkat SMA. Aku tak dapat menahan kecemasan ku, aku sangat gusar saat itu. Ingin mencari suatu hiburan yang dapat mengalihkan perhatianku dari pengumuman menakutkan sedunia itu, tapi tak ada yang bisa membuatku berpaling. Ternyata aku salah, tiba-tiba telephone selularku berdering menunjukkan satu pesan masuk. Lalu ku buka pesannya ternyata orang yang ku tunggu-tunggu, yaa siapa lagi kalau bukan kak Bastian.
“Kin, gmn pengumumannya? Lulus ga?”
dengan cekatan aku pun membalas pesannya.
“aduh, blm tau nih ka, lo sih enak udh lulus. Lah gue msh dag dig dug.” Balas ku.
“haha, yang sabar aja yaa. Gue yakin lo pst lulus ko. Kalau lo ga lulus yaa paling juga ketemu sama gue lagi kan gue jd pelatih tetap sekarang. Hohoho”
“hah, iya apa? Hebat dong! Hehe, ih ogah amat gue ketemu lo mulu setiap hari. Bosaaaaan. Hahaha” (sebenarnya sih gak akan bosan mau ketemu setiap detik pun, malah ini yang aku inginkan)
Satu jam kemudian, aku dinyatakan lulus SMP dengan nilai tertinggi di sekolah. Aku langsung mengabarkan berita gembira ini kepada semua orang yang dekat denganku termasuk kak Bastian dan kak Niwi.
* * *
Hari-hari pun berlalu, aku masih menjadi pengangguran sekarang, SMP sudah lulus tetapi aku belum menjadi murid SMA. Yang pastinya aku sudah bertambah dewasa sekarang. Hehehe. Entah mengapa aku semakin menyayangi kak Bastian, dia yang membuatku rela menunggu sms atau telefonnya setiap malam hingga aku berusaha untuk tetap terjaga setiap malam. Dan berusaha untuk melakukan apa yang dia minta.
Sore itu, aku menerima sebuah pesan dari kak Bastian.
“Kin, lagi dimana? Lo disuruh ke sekolah sama Pembina buat bantuin ngelatih nih. Cepet kesini ya! Ditunggu loh.”
Karena dia yang meminta ku untuk datang maka secepat kilat aku menuju sekolah SMP ku. Ternyata disana tak hanya ada dia, beberapa kakak senior yang ku kenal ada disana termasuk kak Niwi. Awalnya aku sangat senang bisa bertemu lagi dengan dia, tapi ternyata hari itu adalah hari terburuk dalam kehidupanku. Ya, hari itu aku baru mengetahui bahwa kak Niwi adalah mantan kekasih kak Bastian di SMP, dan kabarnya sampai sekarang mereka berdua masih saling menyimpan rasa sayang.
Setelah mendengar berita itu, raut wajahku berubah menjadi tak jelas mencoba tersenyum karena yang lain tertawa, dan sedih mendengar apa yang ku dengar saat itu. Malam sudah turun, aku pun bergegas pulang karena tak mau pulang dimarahi ibuku yang super protektif jika anak perempuan satu-satunya pulang larut malam.
Berhari-hari setelah kejadian itu, aku jadi jarang menghubungi kak Bastian. Terkadang malah aku tidak membalas pesannya. Tapi lama-lama aku sadar kalau perbuatan ku ini akan membuat dia curiga pada ku. Karena aku tak mau dia mengetahui semuanya. Aku kembali lagi menjadi Kina yang dulu, yang selalu ceria.
* * *
Hari-hari, ku lalui dengan sewajarnya hingga sekarang aku resmi menjadi siswa SMA, dan tetap setia mengunjungi sekolah SMP ku untuk sekedar membantu melatih junior-juniorku. Sebenarnya alasan terkuat ku untuk tetap mengunjungi sekoah SMP ku adalah ingin tetap bertemu dengan kak Bastian pujaan hatiku. Oooooh.
Semakin hari aku semakin dekat dengannya, hingga tidak ada satupun rahasia yang tak terbicarakan diantara kami kecuali bagaimana perasaanku kepadanya. Hingga dia pun berani mengaku kepadaku seberapa besar persaannya kepada kak Niwi saat ini. Yaa, hatiku miris sekali mendengar apa yang ia bicarakan malam itu di telephone selular. Ternyata dia masih sangat mencintai kak Niwi sekarang dengan alasan kak Niwi adalah cinta pertamanya. Hem, kalau sudah berbicara tentang cinta pertama sudah tak ada lagi yang dapat di sanggah.
“heem, gimana ya Kin? Emang dulu dia itu pacar pertama gue, sekligus cinta pertama gue”
“oh, gitu ya kak? So sweet deeeh.” Hanya itu yang dapat ku ucapkan ketika mendengar pengakuannya.
Sebenarnya aku sedih saat itu, tapi karna tak mau ketahuan, aku tetap menjaga intonasi suara ku. Terlebih lagi ketika aku mengetahui semuanya, saat itu aku mempunyai banyak waktu luang dan tidak tahu harus berbuat apa. Jadi aku memutuskan untuk bermain internet. Ternyata ada kak Niwi, yaa aku ngobrol saja dengannya melalui wab camera. Dengan sejuta rasa penasaranku dengan hubungan mereka saat ini aku mencoba untuk mengorek-ngorek mencari informasi tentang apa yang ia rasakan kepada kak Bastian. Dengan polos aku memulai pembicaraan.
“cie, kaka yang ketemu sama firstlove nya.”
“ahh, kamu de bisa aja. Eh, tau dari mana kamu kalau dia firstlove kaka?”
“haha, ada deeeeh tapi seneng kaan? Hayo ngaku!”
“heeem, kasih tau ga yaa? Hahaha”
“iiih, ayo dooong cerita gimana perasaan kaka ke dia! Ya ya ya ya .”
dan apa kau tau dia bercerita apa?
“hem, iya de. Jujur ya sebenarnya kaka masih sayang banget sama dia. Ga tau kenapa, yang ada di pikiran kaka cuma dia. Walaupun kaka udah pacaran sama orang lain tapi perasaan kaka cuma sama dia. Mungkin karena dia adalah firstlove kaka.”
Entah perasaan apa ini, aku seperti terjatuh dari gedung pencakar langit yang tingginya mencapai sepuluh ribu kaki. Hooooh mendengar hal itu aku tidak sanggup untuk terus mendengarkan cerita-critanya. Jadi ku putuskan untuk menyudahi obrolan saat itu.
“hehe, iyaa deh yang lagi bahagia banget. Oyaa ka aku harus off dulu nih. Maaf ga bisa nemenin lama-lama.”
“ooh, yaudah deh gak apa-apa. Trims yaa.”
“yop, sama-sama. Lanjut besok yaaa. Bye”
“Oke bye.”
Dan apakah kau tau? Dengan aku mengetahui perasaan mereka bukan berarti aku berhenti untuk menyukai kak Bastian, melainkan rasa sayangku semakin mendalam. Aku semakin tertantang untuk mengetahui kehidupan kak Bastian lebih dalam lagi. Yang aku tahu sekarang ini adalah, aku terlanjur mencintainya, entah sampai kapan aku harus seperti ini. Tapi sungguh mencintai seseorang adalah karunia dengan berjuta rasa yang berbeda.
* * *
Hari pertama aku memasuki dunia yang berbeda, dunia SMA. Awalnya aku canggung dan banyak bertemu dengan teman-teman baru yang tak pernah ku kenal sebelumnya walau ada beberapa yang sudah ku kenal. Aku ingat, kak Bastian pernah mengatakan sesuatu kepadaku tentang pergaulan. “jangan takut saat kau menemukan hal-hal yang baru terutama teman baru, karena semua yang baru akan membuat hidupmu lebih berarti. Tapi jangan lupa untuk menyeleksi hal-hal baru tersebut karena tidak semua hal-hal baru bersifat positif.” Kata-katanya begitu bijak membuat ku tak akan pernah melupakan semua perkataannya satu kata pun. Aku merasa seperti orang yang tak akan pernah tersesat karena aku mempunyai pedoman yang dapat menuntunku kemanapun aku akan pergi.
Masa-masa SMA ku lalui dengan mudah, tapi tak semudah ku menghadapi persoalan tentang perasaan mendalam ku kepada lelaki itu. Semakin hari aku semakin mengerti bagaimana perasaan dia kepada pujaan hatinya kak Niwi. Aku mengetahui semuanya karena dia yang menceritakannya sendiri. Yaa, sekarang aku sudah menjadi sahabatnya, teman dikala sedih ataupun senang dan butuh sandaran teman berbagi cerita dan bertukar pikiran. Dia menceritakan semua tentang kehidupannya, keluarganya, hingga tak ada satupun yang tak ku tau tentang dirinya. Begitu pula sebaliknya, aku menceritakan apa yang ingin aku ceritakan kepadanya.
Aku mencoba untuk selalu tabah ketika aku harus mendengar keluh kesahnya terhadap wanita pujaan hatinya itu. Aku mencoba untuk mencarikan solusi terbaik untuknya walaupun solusi itu akan membuat aku menangis ketika aku menutup teleponnya. Mencoba menjadi madu sedangkan hatiku teracuni. Haha.
Seperti sedang mendapat lotre, waktu itu hari kamis seperti biasa jam pelajaran sedang padat-padatnya. Seseorang teman sekelasku menghampiriku dan berkata.
“Kina mau ga jadi cewe gue?”
aaaaah, gila spontan banget bilangnya. Lalu aku menjawab,
“ih, apaan deh lo Dan. Jangan bercanda deeeh!”
“beneran gue ga bohong! Mau ga? Kalau ngga juga yaaa, jangan hee.”
Ku fikir-fikir ga ada salahnya dicoba sekalian aku ingin mencoba melupakan perasaan ku kepada kak Bastian yang sudah berpacaran lagi dengan kak Niwi lebih dulu 5 hari sebelum aku. Ini bukan termasuk kategori pelarian loh. Karena aku belum menjalin hubungan sebelumnya. Yaa, akhirnya aku pun menerima Dany sebagai pacar pertamaku. Pupus sudah impian menjadikan kak Bastian sebagai pacar pertamaku.
Seperti biasanya, jika ada masalah terutama tentang pasangan kami, kami selalu menyediakan waktu sebelum tidur malam untuk berbagi cerita satu sama lain, dan mencari solusinya bersama. Jika harus menangis saat itu yaa meneteslah sudah. Aku selalu mencoba menghargai seseorang yang telah menjalin hubungan yang lebih kepadaku. Walaupun ia datang disaat yang kurang tepat. Aku selalu berusaha untuk tetap menyayanginya. Tapi terkadang semua itu nihil, pikiran dan batinku selalu menuju kepada seseorang yang mengikat begitu erat.
Suatu malam, tangisku pecah meruah. Dikala aku sedang menjalin hubungan dengan orang lain dia dengan mudahnya masuk dalam kehidupanku, seakan-akan menarik ku untuk menjadi diriku yang dulu yang selalu memuja dirinya apapun yang terjadi. Tak henti-hentinya dia memberikan kenangan yang terindah untuk ku kenang. Setiap aku menghadapi masalah dia akan selalu hadir menemani ku, meluangkan waktunya untukku, bahkan kalau sempat dia bermain ke rumahku. Dan itu sudah menjadi suatu rutinitas. Tengah malam itu aku masih mengingat-ingat percakapan 30 menit yang lalu. Ada satu kalimat yang membuat hatiku tersentak. Kali ini dia yang bercerita tentang perasaanya. Sekelumit permasalahan yang mengganggu hubungannya dengan kak Niwi hingga ia berkata,
“Kin lo tau kan, gue sayang banget sama dia dan apa pun yang dia lakuin ke gue, sesakit apapun itu gue ga perduli karena gue sayang banget sama dia. Gue sangat mencintai dia bagaimanapun dia.”
“iya kak, gue tau. Dan gue pun ngerti ko. Kalau kita udah ngomongin masalah sayang, itu ga akan ada habisnya. Apapun dia, siapapun dia dan bagaimanapun perbuatannya ke kita, kita ga akan perduli dengan semua itu karena yang kita tau cuma perasaan sayang. Sayang yang tulus dan ga akan pernah bisa hilang walau di terpa apapun.” Balas ku yang mencoba untuk menghibur dirinya.
Tau kah kau kak? Apa yang kau katakan tadi semua mewakili perasaanku kepadamu, sesakit apapun aku mendengar semua ceritamu, sesakit apapun aku melihat kau bersamanya aku tak perduli karena aku tulus menyayangimu. Aku akan selalu bahagia melihat kau bahagia walaupun bukan bersama ku. Aku tetap merasakan rasa seperti ini hingga pada suatu saat aku harus mengakhiri hubungan ku dengan Dany tanpa penjelasan. Sebenarnya alasan utama aku memutuskan hal ini adalah aku tak mau membohongi dia dan tidak mau menyakitinya hanya karena aku selalu berharap pada orang lain yang tidak akan pernah ku tau dimana jawaban itu.
Hingga sekarang ini yang aku rasakan adalah sama seperti apa yang aku rasakan sebelumnya. Sekeras apapun aku mencoba untuk melupakannya maka sekeras itu pula bayangnya melekat dalam benakku. Mungkin inilah aku, yang diciptakan untuk dapat menyimpan rahasia, hingga selama dua tahun aku menyembunyikan perasaanku dari semua orang, tak ada satupun yang tau kecuali teman-teman terdekatku. Jujur aku sangat bahagia bisa mencintai seseorang seperti kak Bastian. Tapi apakah dia bahagia kenal dengan orang seperti ku yang selama ini hanya dia anggap sebagai teman pelipur lara? Entahlah, yang aku tahu hanyalah aku mencintainya dengan tulus.
* * *
Ini adalah tahun ke dua, aku tetap menyimpan semua perasaanku darinya termasuk kak Niwi yang selalu ku hormati. Namun entah kenapa aku menjadi sangat lembek dan cengeng. Hapir setiap hari aku harus meneteskan air mataku untuk menangisinya, hanya karena aku takut kehilangan seseorang yang amat berarti dalam hidupku. Entah apa yang telah ku lakukan, sepertinya semakin hari dia semakin menjauh dariku, menjauh dari kehidupanku.
Dari dulu hingga sekarang aku selalu menulis puisi tentang dirinya. Tak tau sudah berapa ratus puisi yang tercipta untuknya, mewakili semua perasaanku yang tak pernah lekang. Hingga suatu hari aku difonis oleh dokter terserang penyakit kanker darah stadium akhir. Keluargaku tak ada yang dapat menolongku dengan mendonorkan tulang sumsumnya untukku, karena yang mempunyai tulang sumsum yang cocok hanyalah ayahku yang telah tiada karena penyakit yang sama. Keluargaku hanya bisa pasrah menunggu donor yang cocok untukku. Berdoa untuk kesembuhanku.
* * *
Hari itu keluargaku amat senang karena telah menemukan donor yang cocok untukku. Sebelum aku dioperasi hari itu aku mendapat banyak support dari teman-teman terdekatku terutama kak Bastian yang datang pada hari itu tanpa di temani kak Niwi karena beritanya mereka sudah putus dua bulan yang lalu. Ya, dia lah semangat ku untuk tetap menjalani operasi ini, dan dia lah alasan utamaku untuk tetap bertahan hidup agar aku selalu melihat dia tersenyum dan selalu menghibur dia ketika dia sedih.
Entah apa yang aku pikirkan saat itu, namun firasatku kurang baik. Aku memutuskan untuk meninggalkan secarik surat di atas meja kecil di kamar biasa aku dirawat. Apakah mungkin aku kan meninggalkan semua orang yang ku sayang hari ini? Tuhan, berikanlah aku kekuatan agar aku bisa melihat mereka tersenyum saat aku meninggalkan mereka.
5 jam berlalu, dan operasi ku pun selesai, aku dinyatakan sembuh dari penyakit mematikan itu, namun memang aku ditakdirkan untuk tidak sepenuhnya sembuh. Karena sekarang aku dinyatakan cacat permanen karena terjadi maal praktek yang dilakukan tim medis saat proses operasi ku. Keluargaku akhirnya memutuskan untuk tidak menuntut pihak rumah sakit, hanya saja mereka kecewa dengan apa yang aku alami saat ini dan pasrah menerima keadaan yang ada saat ini. Hanya dukungan kasih sayang lah yang ku inginkan setiap hari. Hingga suatu ketika ibuku memberikan surat kecil itu kepada kak Bastian. Surat itu bertuliskan,
untuk kakak seniorku yang selalu ku hormati dan sudah ku anggap sebagai sahabat ku sendiri. Kak Bastian
Kak, maaf kan aku telah membohongi mu selama ini, bukan niatku untuk membohongimu. Aku hanya ingin menutupi semuanya.
Aku sangat menyayangimu dengan tulus. Jauh sebelum aku mengenal kak Niwi.
Maafkan aku telah menyukaimu.
Aku akan selalu ingin melihatmu bahagia, melihatmu tersenyum, dan melihatmu tertawa karena bahagiamu adalah bahagiaku juga walaupun tidak bersamaku.
Aku akan selalu tersenyum untukmu walaupun kau tak akan pernah lagi melengkungkan senyummu untukku.
Setelah membaca surat itu, dia menghampiri ku dengan mata berkaca-kaca, aku fikir dia akan mengatakan sesuatu yang akan membuatku bahagia. Namun dia bilang,
“maaf Kina, coba lo bilang hal ini dari dulu. Gue ga akan ganggu hidup lo dan gue ga akan ngebuat lo menyimpan perasaan begitu dalam selama ini. Gue tau hal terbaik apa yang harus gue lakuin sekarang. Gue ga akan nemuin lo lagi dan ga akan ngehubungin lo lagi, ini permintaan ibumu. Dia ga mau ngeliat lo nangis lagi hanya gara-gara gue. Jadi jangan pernah nyari gue lagi. Karena gue akan pergi sejauh mungkin. Maaf.”
Aku hanya bisa menangis saat itu, karena aku tak dapat bicara dan bergerak terlalu banyak. Semua ketakutan ku selama ini menjadi kenyataan. Aku berusaha menutupi semua perasaanku karena aku takut bila nanti, jika ia tau semaunya ia akan pergi menjauhiku dan meninggalkanku. Aku tak mau kehilangan dia yang ku sayangi, apa lagi dengan kondisi ku saat ini. Aku cacat, dan aku akan semakin terpuruk jika dia meninggalkan ku saat ini. Berharap setelah dia membaca surat itu dia akan mengerti akan perasaan ku tapi ternyata tidak. Dia menyakitiku lebih dari yang ia lakukan selama ini. Namun, apalah arti tersakiti. Seberapapun kau menyakitiku, dan siapa pun kamu, aku akan selalu menyayangimu hingga akhir hayatku karena aku menyayangimu tulus. Tulus dari hatiku yang terdalam, kak.

Rabu, 14 April 2010

Malam 13 April

Diantara teater amoeba,

Aku berharap dia sedikit memahami akan hadirku.

Malam yang kelam,tak membuatku getir.

Berjuta rasa ku kulum saat itu.

Fatamorgana membuktikan semua.


Tertawa lepas mencuri perhatian akan perasaanku

Apakah dia sadar?

Apakah tingkah lakuku membuat ia paham?

Sepertinya tidak.


Kudengar, semua pohon berbisik

Kulihat, semua bintang tak terbit

Kurasakan, hangat tatapan matanya menyinari hatiku.


Malam ini, aku bahagia.

Binar terperangah melepas gusar penyandra hati.

Tersenyum ketika itu adalah impianku kemarin.

Melihat dia bahagia adalah impianku selama ini.

Dan menggengam jiwanya dalam pelukanku hanyalah hayal semata.

Rabu, 31 Maret 2010

Dia

Setiap kali aku menutup mata, rasanya seperti ada sebilah pedang yang menusuk dan mengoyak-ngoyak hatiku, kembali ku ingat-ingat semua memori tentangnya. Dia yang tak pernah hilang dari sini, dari hatiku yang tetap menyayanginya walau dia tak pernah tau sedikitpun perasaanku kepadanya.

Dia lelaki yang ku cintai setelah ayahku. Dia yang tak ku sebut namanya di sini. Lelaki yang menempati tempat terindah di hidupku, lelaki yang tak pernah lenyap dari ingatanku. Sedikitpun aku tak dapat melupakannya. Dia lelaki yang amat dewasa, penyayang dan penuh dengan kelembutan. Aku selalu merasa nyaman setiap berada di dekatnya. Akankah dia selalu menempati tempat terindah dalam hidupku?

Sekuat tenagaku, aku mencoba untuk menyembunyikan perasaan ini darinya. Bahkan dari semua orang. Entah kenapa aku tak mau jika ia tau tentang perasaanku yang begitu dalam padanya walaupun kini aku sedang menjalin hubungan dengan orang lain, karena aku tak mau jika ia menjauh dariku. Mungkin dalam benakmu aku ini munafik. Tidak! aku tidak munafik. Aku hanya mencoba untuk menerima keadaan yang ada saat ini.

Dia memiliki orang yang sangat di cintainya. Namun aku? Dulu aku hanyalah seorang wanita bodoh yang hanya dapat menanti dirinya tanpa kepastian. Pernah terbesit dalam benakku, apakah aku dapat melupakannya dengan aku menjalin hubungan dengan orang lain dan belajar untuk perlahan melepaskan dan melupakan semua memori tentangnya.

Hm, ternyata semua dugaanku hanya bersifat sementara, 6 bulan aku menjalin hubungan dengan orang lain dan mencoba untuk melupakannya. Namun apa? Semua nihil, walaupun aku bersama orang lain tetap saja pikiran dan perasaanku merindukannya. Semakin kuat aku melupakannya semakin kuat pula bayangnya melekat dalam pikiranku. Kembali aku menyayanginya. Ahh, perasaan apa ini?

* * *

Aku selalu mencoba untuk ada di dekatnya ketika ia sedih, saat ia terpuruk, aku selalu berusaha membantu dia dalam masalah apapun, bahkan ketika ia sedang bermasalah dengan kekasih hatinya. Ya, aku mencoba untuk tegar berada di sisinya menopang dirinya ketika ia rapuh walaupun aku harus jatuh terpuruk menopang semua cerita yang membuat hatiku tercabik-cabik.

Mungkin aku hanya dianggap sebagai sahabat atau pendengar yang baik tanpa dia tau kenapa aku selalu mencoba untuk dekat dengannya, mencoba mengikuti gaya hidupnya, dan mencoba untuk mengerti kehidupannya. Sungguh aku melakukan ini semua tulus, tulus karena aku menyayanginya.

* * *

Tanpa sadar kami telah berbagi tawa-canda dan suka-duka bersama. 4 tahun, 4 tahun sudah aku menyimpan semua ini sendiri. Dan 4 tahun sudah perasaan itu bersemayam di dalam batinku, berjuta-juta rasa telah ku cicipi saat ku berada di dekatnya. Entah apa yang aku rasakan, apa aku harus sedih ketika aku berada di sisinya atau apakah aku harus bahagia ketika ia bercerita tentang kekasih hatinya? Entah perasaan apa lagi yang harus aku rasakan.

* * *

Malam itu, aku mencoba untuk menemuinya namun ia tidak berada di rumahnya, kemana dia? Ku tinggalkan selembar kertas bertuliskan “aku tunggu di taman besok jam 14.30. Penting!” apa dia akan membaca pesanku? Apakah dia akan datang? Sudahlah, aku tunggu saja besok.

Yaa. Hari ini tiba. Sejujurnya aku ingin membuat pengakuan basar kepadanya, pengakuan atas segala yang telah ku rasakan selama ini. Pukul 14.00 aku sudah berada di taman. Namun, sekarang sudah pukul 15.30 dia belum datang, Kemana dia? Apa dia tidak membaca pesanku? Atau lupa? Aku tetap menunggu lagi, pukul 16.30 dia tidak datang juga, ku putuskan jika pukul 17.00 dia belum datang, maka ku hurungkan niat ku Ini. Tapi tidak, yaa dia datang! Akhirnya dia datang.

“Ahh tidak, kenapa tiba-tiba perasaanku membeku? Sepertinya aku kecewa, tapi apa yang harus aku kecewakan? Atau aku takut? Lidahku seakan-akan terkunci tidak dapat berkata sedikitpun, kenapa aku?” aku terus bertanya-tanya dalam hati seperti orang bodoh. Aaah, kenapa aku ini.

Dia berlari kearahku sambil berkata,
“maaf aku terlambat, tadi aku dari rumahnya…”
belum selesai dia bicara sudah ku potong karena aku sudah tau jawabannya.

“ya, aku tau tapi kamu terlambat 2 jam.”

“iya iya maaf, ada apa? Ada masalah apa? Kayanya penting banget?”

Aku terdiam, jujur aku tak kuasa menahan tetes air mata, aku tak bisa mengatakan hal ini sekarang, aku tidak sanggup!

“kenapa diem? Masih marah ya? Kan aku udah minta maaf.” Dia terus bertanya.

“ngga kok, aku ngga marah.”

“terus kenapa diem?”

“aku lagi suntuk, banyak masalah. Besok bisa temenin aku pergi ke Anyer ga?” aku terus mencari-cari alasan untuk menutupi semua yang ingin aku ceritakan, konon katanya dia bisa membaca gerak-gerik seseorang apalagi dari sorot matanya.

“haduh, besok ya? Aku udah ada janji sama dia, gimana dong?”

“ohh, yaudah ga usah makasih.” Aku bingung, apa aku harus sedih atau senang.

“hem, jangan marah dooong! Oke gimana kalo lusa? Lusa aja kita berangkatnya, ya ya ya!

“hm, yaudah deh.”

“hehe senyum dong!”

“iyaa.” Sambil tersenyum aku merasa senang dia bisa meluangkan waktunya untukku, dan aku bisa menunda penjelasanku ini hingga lusa.
“nah, gitu dong senyum.”

* * *

Aku termenung di pinggir pantai, menatap birunya air laut yang membantang. Dia berjalan menghampiriku, duduk rapih tepat disampingku.

“indah ya lautnya!” dia mencoba memulai percakapan.

“iya, seindah apa yang sedang aku rasakan namun segusar semua yang ada dipikiranku.”

“oya, katanya kamu lagi ada masalah, sampai sekarang kamu belum cerita, memangnya ada apa?”

Jantungku berdegup kencang, cepat, lebih cepat dari seorang nenek yang terkena serangan jantung. Apa aku harus menceritakan semua ini ?
Perlahan aku menunduk, meneteskan air mata yang tak dapat ku tahan lagi. Dia merangkulku. Tuhan!! Perasaan apa lagi ini? Dia merangkulku, begitu hangat saat barada di dekapannya. Jika aku boleh meminta satu permintaan, aku ingin saat ini juga waktu berhenti berputar. Aku ingin selalu berada di dekapannya, merasakan ketentraman dalam batinku dan aku ingin tetap merasakan kasih sayangnya.

“Menagislah sepuas yang kamu mau, biar ga ada beban lagi di hatimu!”

Aku terus mendesah, meneteskan air mata yang tek tertahan. Ya! Kini aku bahagia bisa merasakan dekapannya walau hanya sekejap.

“udah nangisnya? Sekarang kamu bisa cerita apapun yang lagi kamu pikirin. Selama ini kan kamu selalu ada disaat aku sedih dan sekarang aku mau membalas semua kebaikan kamu. Kita kan teman.”

Bagai sangkur yang sedang mencabik-cabik jantungku. Apa? Dia hanya menganggapku sebagai teman. Aku menghela nafasku secara teratur, aku berdiri menegakkan kepala dan berteriak, berteriak sekuat tenagaku, mengeluarkan semua beban di hidupku, menghilangkan semua masalah yang ku hadapi, walaupun tidak semua keluar dari jiwaku, aku tetap bahagia sempat merasakan hangat dekapannya.

Aku pun mulai berkata,

“heey, pulang yuk! Udah sore nanti kemalaman di jalan.”

“loh, yakin mau pulang? Tapi kamu kan belum cerita? Emang udah lega?”

“hehe, kamu udah mau nemenin aku kesini aja udah cukup kok.” Aku hanya tersenyum dan menarik tangannya untuk bergegas pulang.

Ya! Dia, dia yang selalu ada di dalam hatiku bahkan di hidupku. Semua kenangan-kenangan bersamanya menyatu dalam setiap desir darahku.
Akankah dia selalu menempati tempat terindah dalam hidupku? Dan jawabannya “Ya!” Dia akan selalu ada di sini, di hatiku yang selalu menyayanginya walaupun dia tak pernah tau sedikitpun perasaanku kepadanya.



(Usai hujan, Senin 29 Maret 2010)
Dina Ruhaniah