Selasa, 20 Desember 2011

Dibalik Sebuah Topeng



Dunia ini memang sebuah panggung sandiwara
Tetapi kalian tidak perlu melapisi sandiwara kalian dengan kebohongan yang lebih
Ga perlu berbohong
Karna saya udah tau kalian selalu bersandiwara

Karna saya tau kalian punya koleksi
Koleksi topeng... Yang bukan sekedar topeng
Tapi, sebuah topeng yang bisa buat dunia jungkir balik
Jungkir balik kenapa?
Jungkir balik karna topeng kalian yang teramat tebal
Wajah kalian tak kasat mata
Bahkan isi hati kalian tak sedikitpun tergambar di celah topeng itu

Kita ga akan pernah tau apa yang kalian sembunyikan
Kita ga mungkin tau apa yang kalian inginkan
Tapi kita tau sesuatu, kalian manusia bertopeng yang penuh sandiwara
Penuh drama...
Kalian lupa akan realita
Karena kalian punya dunia yang lain
Dunia yang sama sekali ga saya mengerti

Mungkin kita harus belajar
Belajar untuk membedakan mana wajah asli dan mana wajah yang selalu terselimuti sebuah topeng

Mungkin kalian harus belajar
Belajar kapan waktu yang tepat untuk mengenakan sebuah topeng
Dan memerankan sebuah sandiwara

Jumat, 11 November 2011

Aku Tidak Tahu Apa




Ini tentang aku
Bukan tentang aku dengan dunia
Tapi,
Ini tentang dunia terhadapku

Tentang perubahan!
Berubah terlalu cepat
Mengubah yang baku tanpa disadari
Perubahan yang sama sekali tidak ku mengerti
Perubahan itu membuat yang layak menjadi tabu
Membuat yang nyata menjadi tak kasat mata

Mungkin selanjutnya tentang penghianatan
Atau lebih baik disebut dengan sebuah fitnah
Tapi yang tepat sepertinya sebuah kesalahpahaman
Tidak penting siapa yang salah
Tapi yang terpenting bagaimana membuat sebuah perasaan tidak tergores
Sekali tertebas sulit untuk kembali seperti sedia kala
Biarkan waktu yang menjawab

Lalu tentang Tanggung jawab
Diambang berbagai pilihan
Dipasung oleh konsekuensi
Dihadapkan dengan profesionalitas
Tak luput dihujamkan cibiran dan tersudutkan
Selalu terselimuti oleh rasa bersalah
Merutuki diri sendiri yang sebenarnya tak membubuhkan arti
Pada intinya,
Hanya keyakinan yang bisa membuat diri tetap kokoh menjulang

Setelah itu tentang segumpal daging
Yang dikaruniai sebuah rasa oleh yang Maha Kuasa
..............
Sudah khatam mencicipi berbagai rasa sakit, pedih, hancur, remuk.
..............
Entah mengapa aku tidak dapat mengungkapkannya
Semua begitu rumit
Mungkin awalnya tidak
Hanya saja, kini kepalaku tidak dapat memilih kata yang tepat
Mungkin karena jengah dengan apa yang telah terlewati
Ya, terlewati. Karena ku biarkan semua itu berlalu tanpa ku lalui

Akhirnya bermuara pada sebuah cita-cita
Sebuah impian,
Sebuah tujuan,
Sebuah keinginan,
Sebuah kebahagiaan.
Semua ini adalah impian
Semua ini tujuan yang kita inginkan
Yaitu kebahagiaan
Meski tertatih, biarlah.
Hadapi tantangan! Lalui rintangan! Hilangkan kesedihan! Jauhkan keegoisan!
Malu terhadap diri sendiri, mereka menertawakan yang lemah.
Bangkit! Bukan untuk mereka, tapi untuk diri sendiri.

Sebenarnya, aku tidak tahu ini apa
Mungkin hanya guratan tanpa nyawa, tanpa arti apa-apa
Tapi ini pantulan guratan dalam relungku
Awalnya,
Aku fikir ini hanya mimpi, tapi sebenarnya ini nyata. Realita.

Selasa, 04 Oktober 2011

Tak Bersisa




Ini kisah nyata
Setitik Fakta
Pagi itu, wajah itu, air mata, pedih, dan semuanya

Ini kisah nyata
Tentang aku,
Tiga jiwa yang lain,
Dia,
Dan wanita itu
Wanita yang dicintainya

Ini fakta
Begitu nyata
Sangat terasa
Luka
Tak bersisa

Sabtu, 24 September 2011

Bodoh Itu Aku

Janji itu suci

Harapan ini kosong

Kamu ingkar

Aku kini beku

Melayang sudah semua angan

Bodoh itu aku
Yang percaya dengan janji palsumu

Ibu

Ibu
Apakah aku ini anakmu?

Entah
Ibu hanya merawatmu dan menyayangimu

Ibu
seberapa besar kau menyayangiku?

Tidak tau nak
Kasih ibu seperti lingkaran yang tak berujung dan tak bertepi

Janji

Maaf aku sedang kacau
Rindu ini meracau
Kacau balau

Sayang semua angan terbang melayang
Hanya terkenang dalam bayang

Kusut semerawut
Kecewa ini tidak dapat menuntut
Sakit sedikit, namun semakin berbukit

Kau tau? Aku menunggu.
Tapi
Kau ingkari janji yang masih ku nanti sampai hari ini.

Rabu, 14 September 2011

Aku Sadar Atas Semu

Sayangnya orang yang menyakitiku adalah dia yang bisa membuat aku tersenyum

Karena hadirnya begitu penuh arti sehingga tidak menyisakan arti arti yang lain

Karena dia mampu membunuh kata demi kata yang telah ku tata

Karena dia membuat aku bisa melihat tanpa terjaga

Karena dia memberi rasa yang berbeda dari rasa yang sebelumnya

Dia mampu merusak apa yang telah ku pelihara

Mampu membuat aku tersenyum dalam tangis dan menangis dalam deru

Mewarnai yang kosong dan memudarkan yang berwarna

Mengisi yang sepi dan meninggalkannya begitu saja

Mengobati luka dan mengubah luka itu menjadi duka

Mengubah yang pahit menjadi manis dan membuat yang manis menjadi tawar

Menyembuhkan sayatan yang kelak akan ia tancapkan pedang diantaranya

Karena dia mampu membuat duniaku menjadi nyata

Dan menyadarkan aku atas kesemuannnya

Senin, 05 September 2011

Hampa Tanpa Alasan



Terkadang aku ingin menutup mata
Tanpa alasan tanpa kesedihan
Membayangkan yang tak akan terjadi
Walaupun dalam mimpi

Terkadang aku ingin menangis
Tanpa alasan tanpa kepedihan
Hanya menangisi yang telah lalu
Sampai terperangkap lelah

Bermain dengan imaji dan kenyataan bukanlah hal yang mudah
Memadukannya membutuhkan kekuatan
Memisahkannya meninggalkan sayatan
Memilahnyapun tak mungkin sempurna
Seperti ada sesuatu yang sedang menorehkan luka mendalam di hidupku
Hasilnya mengejutkan
Hampa... Mungkin tanpa alasan.

Kamis, 25 Agustus 2011

Nirwana



Belum pernah aku merasa lebih pasrah seperti ini, Nirwana
Pasrah ketika seseorang menarikku melesat ke pangkuanmu

Belum pernah aku merasa lebih bahagia dari ini, Nirwana
Bahagia ketika jiwa itu mengajakku terbang menjelajahi khayalmu

Sekali lagi aku belum pernah merasa sesakit ini, Nirwana
Sakit ketika dia hempaskan aku ke suatu lubang tak bertepi, menukik jauh dari jangkauanmu

Sepertinya aku diciptakan memang untuk melihat keindahannya bukan memilikinya
Sepertinya aku diutus hanya untuk memekikkan sejuta perasaan yang sebenarnya aku sendiri tak kuasa mencicipinya

Nirwana, aku lihat dia terbang lagi untuk kesekian kali
Namun dengan pasangan yang berbeda-beda
Hey, dia bahagia di pelukanmu Nirwana!

Kau tidak adil Nirwana!
Membiarkan aku meronta di lubang ini
Sedangkan kau ijinkan hawa lain menikmati keindahanmu dengannya

Nirwana, aku lihat dia terbang lagi dengan jiwa yang lain
Sepertinya kali ini dia sungguh terbuai dengan keindahanmu

Dia ingin pergi ke mana Nirwana?
Sepertinya dia menukik turun menghampiriku
Apa ia ingin mengeluarkan aku dari hampanya lubang ini?
Atau dia...

Bhuukkkkk!
Sepertinya dia jatuh Nirwana, tepat di sisiku
Bahkan dia tak bergeming!
Kali ini kau adil Nirwana
Kita impas!

Rabu, 03 Agustus 2011

Aku? Kau? Siapa?



Aku sadar, aku bukan siapa siapa
Aku yakin, bukan aku yang kau pinta dari Tuhan
Aku tau, aku tidak akan pernah memberi satu arti dalam hidupmu

Tapi mengapa jiwa ini begitu kelu?
Dipenjarakan sesuatu yang hanya akan tertuju padamu
Tertatih mencari sesuatu yang takkan pernah ku dapatkan
Bahkan tetap diam saat kau pergi menjauh

Hey di mana akal sehatku saat semuanya dapat berfikir dengan logika?
Apa lagi yang dapat aku rasakan setelah dia mematikan seluruh saraf perasaku?
Mati rasa kah? Mungkin setelah ini aku kehilangan kewarasanku!
Gila!
Siapa yang gila? Aku atau dia?

Aku hanya ingin mencoba menetapkan hatiku pada satu tumpuan
Namun ketika tumpuan itu rapuh aku bersiap untuk menopangnya
Ternyata dia hanyut terbawa gelombang menuju palung
Haruskah ku tangkap atau ku biarkan saja dia hanyut?
Entahlah, seonggok tumpuan mebuat hatiku bergejolak menandingi buih di lautan

Hah! Sekencang apapun aku meneriakkan namamu
Tak akan pernah kau memperhatikanku
Ya! Jangankan untuk perduli padaku, melirik saja kau pun enggan

Selama apapun aku menunggu dan diam di tempat ini
Kau pun tidak akan pernah berbalik dan menemui ku lagi

Kau? Siapa? Orang yang pernah hadir dalam hidupku ataukah orang yang tidak pernah terbesit untuk nyata dalam hariku?

Selasa, 26 Juli 2011

Lebih Baik?



Berada dalam kondisi seperti ini bagai dijatuhkan dari tebing jurang setelah dinjak-injak
Benakku hanya sanggup untuk menjelajah kembali ke belakang dan belum mampu membayangkan yang akan datang

Sumpah serapah, ingkar janji, ketidak jujuran dan kekecewaan mewarnai bulan ini
Haru birupun tak berguna
Puaskah? Mencabik, merobek, dan menghancurkan apa yang telah ku harapkan selama ini?

Kembali aku harus menata semua yang telah kutata karena kau!
Dahulu masih ada air mata yang mampu mengobati luka
Namun kini, hal itu tiada guna
Yang tersisa hanyalah hampa! Mati rasa!

Kepada siapa aku harus meletakannya?
Kepada siapa aku harus memulai dan mengakhirinbya?
Aku hanya takut, takut jika semua itu kembali terulang

Entah ini salah siapa
Tapi sungguh ini teramat menyakitkan
Mencintai seseorang yang tidak mencintaiku
Menanti janji yang tak akan pernah ditepatinya
Meyakinkan diriku akan harapan kosongnya
Setia menunggunya padahal ia tidak sama sekali memandangku
Dihadapkan dengan dia yang selalu membohongiku dengan sejuta kata manis dari bibirnya
Mengingat seseorang yang mencoba melupakan keberadaanku

Di mana letak kesalahanku?
Menyentuh hidupnya saja aku belum pernah
Tapi mengapa dia sudah berani mematikan perasaanku?
Membuat semua menjadi kelabu

Sayangnya, aku hanya diam dan tak akan berontak
Untuk apa aku menyalahi dia?
Mungkin ini masalah keadaan
Keadaan yang tidak akan pernah berbalik membaik

Sudahlah, aku lelah dengan keadaan yang seperti ini
Aku muak dengan kondisi ini
Kondisi yang selalu membuatku terinjak
Lebih baik mati rasa dan tidak merasakan apa-apa lagi!

Selasa, 31 Mei 2011

Diam


Entah aku namakan apa perasaanku saat ini
Kelu mungkin, tapi terkadang hingar
Beku mungkin, tapi terkadang bingar

Ketika kau hadir tepat di hadapanku, rasanya bagai terpatung
Bukan jiwaku, tetapi hatiku
Hatiku yang terus bermetamorfosa semenjak itu
Entah berkembang dengan indah atau sebaliknya
Tapi tetap saja semuanya berujung pada rindu

Rasa yang sudah kau ketahui sebelumnya terasa pilu
Karena apa?
Karena kau yang mengubahnya menjadi kelabu
Hingga semua menjadi ambigu
Perasaanku, perkataanku, sikapku dan kehadiranku di hadapanmupun begitu

Dulu kita satu tujuan walaupun belum tersatukan
Tapi kini, kini kau mengubah arah
Jauh tak terarah

Kini aku hanya diam
Diam melihat aku yang semakin beku
Diam melihat perasaanku yang semakin berkembang
Dan terdiam ketika kau campakkan aku dengan diam

Minggu, 29 Mei 2011

Teruntuk Yang Bernama



Teruntuk yang bernama di sana
Sederhana saja
Secepat aku mengenalmu, secepat itulah Tuhan mengaruniai aku dengan sebuah rasa kasih darinya
Belum sempat aku menyadari bahwa aku sedang berada jauh di atas nirwana
Ternayata bongkahan tanah sudah tak sabar mengajakku memeluknya, terhujam tepat di atas celahnya
Yang bernamapun lenyap seakan tak pernah ada
Lenyap membawa semua harap dan nyata

Entah kesalahan apa yang pernah aku perbuat sebelumnya
Menyentuhnya saja aku belum pernah
Tapi mengapa yang bernama ini sudah lancang menggoresiku dengan sembilu?
Biarlah, ku balut luka itu hingga kelu

Bodohnya aku, sudah tahu luka itu pedih namun aku bermain hingga perih
Yang bernama membuat rindu menjadi alasan utama
Alasan yang tak berujung di relung

Teruntuk yang bernama
Banyak orang bilang yang bernama punya sejuta rahasia yang bisa membuatku hancur berkeping-keping
Banyak orang bilang yang bernama pandai dalam memikat sejuta wanita
Banyak orang bilang yang bernama terlalu sibuk dengan egonya
Dan bla bla bla dan bla

Tapi tetap saja bagiku yang bernama punya sejuta warna
Punya sejuta cinta yang dapat membuat duniaku buta

Minggu, 15 Mei 2011

Bury It Deep


Mungkin aku yang salah mengartikannya
Menterjemahkan satu kata menjadi sebuah frasa
Mengubah suatu bahasa menjadi sebuah rasa

Terlanjur semuanya berbuah, walaupun pahit rasanya biarlah
Biar saja aku yang merasakannya sendiri
Kini saatnya untuk memendam semua itu dalam-dalam
Walaupun, suatu saat pasti akan muncul ke permukaan
Sangat sulit memang, akupun tak sanggup
Tapi sudahlah semua akan lebih baik jika seperti ini

Pintaku, jangan jamah lagi apa yang sudah ku pendam
Tolong jangan kau gores lagi luka yang sudah mulai mengering
Dan biarkan aku bermain dengan semua pedih itu, semua memorimu

Rabu, 11 Mei 2011

01:22 am


Morning memories..
Mungkin terjaga hingga pagi ini bukan karena sebuah alasan, entah kenapa tidak ada rasa kantuk sedikitpun yang menggerayangi kedua mataku
Sedikit rasa sakit karena kurang sehat bercampur dengan kekecewaan yang mendalam..

Yaaah inilah kehidupan.
Terkadang apa yang kita mau dan apa yang kita perjuangkan tidak akan bisa menjadi milik kita walaupun hanya sekejap.
Namun, sesuatu yang tidak kita sangka-sangka mungkin akan datang begitu saja.
Tapi manusia seperti kita, biasanya buta karena pilihan dan rasa egoisme.

Manusia mana yang selalu menang dari pertarungan antara dirinya dengan rasa egoisnya?
Mungkin hanya segelintir orang saja
Jika ia kalah, maka rasa egoisme akan selalu membalut dirinya kemanapun ia melangkah,
Tapi jika ia menang, apa yang dapat ia lakukan?
Ikhlas
mengikhlaskan sesuatu yang sebenarnya tidak sama sekali kita relakan begitu saja...
Butuh waktu dan proses..
Tapi proses memperbaiki jauh lebih sulit dari pada membangun bahkan membangun jauh lebih sulit dari pada menghancurkan.

Thank you for December which already teach me all about the love, live, lie and a PROMISES

Meet-feel-crush-fly-love-fall-broken-die

I don't know what to do, just singing in my empty feel, a head full of memories and broken hearted are mixed and being into a disappointed.

Here the song, just like with my story ^.^


Bukan Dirimu-Voiceless & Soulastic

Ku coba dekati pada suatu hari
Sebuah cerita yang tlah terlewati
Kau bersikap manis, kau curi hatiku
Namun kau tak sendiri
Dan di belakangmu seseorang menunggu
Engkau sebut dia pujaan hatimu
Ku hanya terdiam tak dapat berkata karna ku tahu kau memilihnya

Dan takkan ada dirimu untukku
Berbahagialah dirimu dan dirinya
Kini ku sadar ku bukanlah milik dirimu
Ku hanya seseorang yang terlupakan

Bayangmu yang semu memperhatikanku
Memberikan satu harapan kelabu
Dirimu dirinya sudahlah tak akan berpisah walau ku berharap sebaliknya

Dan takkan ada dirimu untukku
Berbahagialah dirimu dan dirinya
Kini ku sadar ku bukanlah milik dirimu
Ku hanya seseorang yang terlupakan

Sudahi saja sikap manismu yang selalu membayangi diriku
Dan jalani saja kisahmu dengannya
Hati ini tak kuat tuk rasakan perihnya melihatmu bersamanya

Dan takkan ada dirimu untukku
Berbahagialah dirimu dan dirinya
Kini ku sadar ku bukanlah milik dirimu
Ku hanya seseorang yang terlupakan

Thank you to anyone there, who already made my December looks beautiful and lots of love, made my January was a restless month and destroyed my days after that.

Minggu, 24 April 2011

01:22 pm



Mungkin pada saat ini dia sudah lupa dengan apa yang terjadi Desember kemarin
Tapi aku masih menyimpannya dengan rapih di kepalaku

Mungkin sekarang dia sudah tak ingat dengan apa yang telah ia ucapkan pada Desember lalu
Tapi aku masih bisa mendengarnya dengan jelas di telingaku

Berkali-kali aku bertanya pada diriku sendiri mengapa aku seperti ini
Berkali-kali aku katakan kepada diriku sendiri untuk membuang semua memori-memori yangbisa membunuhku secara perlahan
Tapi nyatanya semua sia-sia

Salahkah jika aku terus bertahan dalam perasaan seperti ini?
Salahkah jika aku terus berharap pada kekosongan yang dia beri?
Salahkah jika aku percaya dengan semua omong kosong yang dia ucapkan pada ku?
Dan salahkah jika aku tetap pada pendirianku untuk tetap menyayanginya?

Selasa, 05 April 2011

Ilusi




Saat ujung kelopak mata saling bertemu
Imajinasikupun terhenyak memasuki sebuah gerbang pemutar waktu
Mengembalikan runtut demi runtut alur waktu yang sebenarnya sudah terlewati
Namun ku jamah ia untuk kembali
Mengisi sebuah memori yang semestinya tak patut untuk ia singgahi

Layakkah aku meminta kenangan-kenangan itu kembali?
Setelah itu ku hentikan waktu agar aku tetap berada di sana selama yang aku mau

Apa daya semua hanyalah ilusi
Termakan oleh dusta tiada tara

Ketika ku pisahkan kedua kelopak mata dan membiarkan sinar berlomba memasuki setiap celah kornea ku
Maka seketika itulah aku tersadar dan tersentak
Itu hanyalah rekaman memori,
Memori yang tak bisa hilang dari benak ku
Oh, Bukan!!
Itu hanyalah rekaman memori,
Memori yang tak akan ku biarkan menghilang dari benak ku

Rabu, 16 Maret 2011

Re?Member!


I
remember the first time when I saw him
Still remember the first words he's saying
Similarly, the continued conversation of an introduction
Spoken a bet that leads us in the beginning of a story

Yeah, joking with each other while our leisure
When we co-exist empty
And the sadness of the past encourage us to strengthen mutual

Passed and all were continuing
Even the late, late into the circumstances and passionate emotions
We also exchanged feelings
Expressing honesty and eventually dangle a promise

Remember! I still remember the seconds that we experience events
I still remember every word you say
In fact, I still remember clearly how you carve that love
in my heart

But do you remember what I remember?

Minggu, 13 Maret 2011

Hujan



Sepertinya langit iri betapa cerahnya hari kemarin
Sepertinya hujan tau kapan saatnya air harus turun
Dan petir pun tidak sabar menggelegarkan kesunyian

Ketika hujan turun, aku ingat semua janji-janjinya
Janji yang perna dia ucapkan kepadaku...

Menyimpan segala memori itu seperti membendung sekumpulan awan hitam yang nantinya pasti akan meneteskan air hujan secara perlahan

Mendung..

Rintik-rintik..

Gerimis..

Deras..

Lebat..

Badai..

Setelah itu tergantung nasib,
Apakah badai itu akan berhenti dan bergantikan pelangi
Ataukah badai itu akan mengundang Tsunami?

Entahlah,

Tanyakan saja pada Hujan!!

Kamis, 03 Maret 2011

Warnanya



Biru
itu menyimpan beku kelabu ku
Tersirat tinta merah sejuta amarah yang tak pernah ku terjamah
Hitam kelam merubahnya menjadi legam
Cokelat memori itu melekat pekat
Termangu menunggu ungu yang pilu
Kuning, luka itu mengering
Tertatih menitik putih yang tak dapat ku raih
Jingga membuatnya bangga dengan dunia
Tak sadar siapakah dirinya sebelumnya


Senin, 14 Februari 2011

Beku Dan Membatu



Jangan tanya mengapa aku tak lagi menjerit
Jangan tanya mengapa wajah ini berubah secapat cahaya
Dan jangan tanya mengapa aku tak lagi menangis
Jangankan untuk menangis,
Membuat mata berkaca saja aku sudah tak sanggup
Terlebih untuk membasahinya dengan rintihan

Kenapa?
Mungkin karena perasaanku yang membeku
Bukan karena dia yang membuatnya beku
Hanya karena aku yang merubahnya menjadi batu
Karena takut, takut jika kembali tertebas bias
Madu dari ucapannya dan racun dari prilakunya

Kembali ku memilin pilu
Memunafikkan perasaan sendiri dari segala perkataanku
Sedikit kepalsuan tersirat berukir senyuman
Tuhan berikanlah aku kekuatan

Jumat, 04 Februari 2011

Adil?



Ketika keadilan bukanlah hanya milik Tuhan semata
Ketika aku bisa bersuara tanpa memilah kata
Ketika aku bisa berteriak tanpa ada yang perduli
Ketika air mata kering dan tak lagi membasahi kornea
Maka hancurlah aku dalam genggamanku sendiri

Ketika aku tak perduli dengan semua yang ku lihat
Ketika aku tak ingin mendengar semua suara yang merasuki telinga
Dan ketika aku muak dengan semu yang telah aku rasakan
Maka mati lah aku dalam perasaan yang tak pernah aku rasakan

Siapa yang perduli dengan apa yang aku rasakan?
Siapa yang iba dengan kepedihan yang tak pernah aku tunjukkan?

Mereka tak sedikit pun memandangku
Mereka mencaciku dengan hina disaat aku butuh kebijakan mereka dalam memahami ku
Lontarkan semua perkataan itu dengan jelas di depan telingaku
Menusuk hingga kedalam raga
Panutanku, justu mereka yang membuatku mebalikkan fakta dalam kehidupan dengan menentang apa yang tak ku kehendaki

Aku hanya rindu pelukan seorang ibu
Aku hanya rindu nasihat seorang bapak
Aku hanya rindu kasih sayang mereka yang selama ini tak pernah aku kecap sedikitpun

Ketika keadilan itu bukan hanya milik Tuhan semata
Apakah aku bisa merasakannya?

Kamis, 03 Februari 2011

Pembohong



Pernahkah kamu sebagai manusia menyentuh apa yang dirasakan sebagaimana mestinya menyayangi seseorang?
Pernahkah kamu belajar untuk mengerti dan menghargai perasaan seseorang melalui perkataanmu?

Kenyataannya kebohongan itu lebih MANIS dari pada sebuah rayuan
Kenyataannya kebohongan itu lebih TAJAM dari pada sebilah pisau
Kenyataannya kebohongan itu lebih INDAH dari pada sebuah pernyataan

Dan FAKTANYA KEBOHONGAN ADALAH ALASAN UTAMA DARI KETERLANJURAN

Dengan mudah berkata "nasi sudah menjadi bubur"
Meninggalkan koyakan luka yang mendalam

Dengan mudah bersumpah
Dan menyakiti seseorang yang tidak pernah menyakitimu sebelumnya

Dengan mudah berjanji
Dan meninggalkan harapan kepada seseorang yang menyimpan impian dalam hidupnya
Memberikan kepalsuan dalam kenangannya
Memberinya racun yang suatu ketika akan membunuhnya perlahan
Menjadikannya bangkai di hadapan dirinya sendiri

Tidak tahu atau memang sengaja membuatnya seperti bangkai?
Bangkai yang sudah terlanjur menjadi bangkai

Dengan atau tanpa sengaja menghentakkan jiwanya hingga mati
Membuat dia menjadi seseorang wanita yang terpaksa mematikan perasaannya
Membuat dia menjadi wanita yang membunuh semua impiannya
Membuat dia menjadi seseorang wanita yang ingin menghentikan nafasnya dalam perkataanmu

Membuat wanita itu adalah aku!
Yang terlanjur menganggapmu sebuah impian
Yang akhirnya membangunkan ku dengan kebohongan

Jumat, 28 Januari 2011

Beda Dimensi



Dimensi kita berbeda
Itu yang membuat cerita kita tiada

Bayang itu masih menghalangi kornea ku
Menguasai sudut pandang yang selalu tertuju kepadanya

Dia yang bisa memetakan warna
Namun setelah itu dia yang memburamkan karyanya
Dia yang membuatku bahagia
Namun setelah itu dia yang membuatku terluka

A apa yang ada di dalam fikiranmu?
J jika saja aku yang berada di dalamnya
Namun apakah benar adanya?

Hingga bumi ini membalikkan rotasinya
Mungkin saat itulah aku akan berhenti merasakan
Merasakan indah perihnya menggenggam mu dalam khayal ku

Sabtu, 22 Januari 2011

Cerita



Dan ketika aku menatap seseorang yang berdiri tegak tak jauh dari langkahku
Seperti ingin lenyap dari hadapannya
Merasuk kedalam jiwanya dan membuatnya tak hanya ada di depan mata
Namun ada di dalam cerita
Cerita yang bahagia tentunya

Mungkin kita tak akan merasakan bagaimana indahnya di cintai
Sebelum kita merasakan bagaimana sakitnya dilukai

Dia yang hadir ketika itu
Dia yang membuatku nyaman didekatnya
Dan dia yang membuat ku bangkit dalam sakit
Namun kini dia, dia yang membuatku sakit ketika aku telah bangkit

Dia dengan masa lalunya dan aku yang berada di antaranya
Aku dengan cerita ku dan rasa egoisku
Bercampur menjadi satu dalam tetes demi tetes air yang mengalir begitu saja
Kering saat ini, karena sejenak mematikan rasa
Dan akan kembali membasahi kornea dalam luka

Berjuta tanya yang merasuki benak
Yang sebaliknya ingin ku pertanyakan kepada diri sendiri
Apakah dia ada?
Nyatakah dia untuk aku yang maya?
Dan samakah dia seperti aku yang mencintainya?

Rabu, 12 Januari 2011

Hanya Guratan



Mengerti? entah!
Memahamimu bagai menghitung seberapa besar butiran embun di pagi buta
Terhapus angan di tepis harapan
Memburamkan siluet mengasingkan rona jiwa
Mengubah yang indah menjadi guratan
Dan kini air sungai itu masih mengalir di pelupuk mata
Masih menunggu tepisan lembut jemari yang nyata

Selasa, 11 Januari 2011

Detik terakhir 11 Januari



Merah itu membuat aku terpenjara sepi
Gundahnya tak lagi mengiang
Tawanya lenyap di telan angan
Ingin ku dekap hingga ia tak lenyap
Hanya saja daya ku tak sanggup menggenggam rapuh
Menopang sisa-sisa tabah
Menyeka air mata yang kini bertetes darah
Rajut luka yang tak kunjung mengering

Dia nyata, ada di pelupuk mata
Menggenggam jiwaku yang siap di koyaknya
Menghentikan denyutku hingga tak berdaya

Rotasi bumi seakan enggan berputar
Enggan mengantarku pada setitik rona bahagia
Layakkah aku menuntut adil?
Salahkah aku mengungkap yang ada?
Dan dosakah aku mencintainya?

Senin, 03 Januari 2011

Mencintai Itu........



Ingin rasanya mengelak dari kenyataan
Yang faktanya belum tentu terwujudkan

Mengayuh hati melatih tabah
Tegarkan diri tuk yakinkan jiwa

Kembali lagi aku di buai harapan
Memeluk rindu, terhempas senyuman
Tertatih tuk menepis berjuta angan
Sungguh ini sangat memilukan

Kau pinta aku untuk tetap menunggu
Lalu ku jawab Ya
Kau pinta aku untuk saling berjanji
Lalu ku jawab Tentu

Mulai saat ini aku hidup di rajai waktu
Menghitung hari yang telah berlalu
Hingga batin berlapis debu
Setelah letih aku menunggu
Ternyata yang ku dapat hanyalah pilu

Jika itu pada akhirnya, jangan buat aku merasakan hal yang sama
Jika kau ingin bermain dengan harapanmu, siksa aku lebih dari ini
Jika kau hanya ingin menyakitiku, buat aku membencimu lebih dalam lagi
Jika kau tak sengaja mempermainkan ku, bunuh aku!
Bunuh aku, agar aku tak lagi mencintaimu!

Bagi ku, mencintai itu menyakitkan
Menyakitkan bila hanya menjadi sebuah harapan

Minggu, 02 Januari 2011

Ketika Kau Melahirkanku



Mama
Apakah kau ingat saat aku kau lahirkan?
Kau menangis pilu karena aku bukanlah bayi laki-laki yang tidak sama sekali kau inginkan
Namun kau bahagia karena aku adalah bayi perempuan yang sangat kau nantikan

Mama
Apakah kau ingat saat kau melahirkan aku?
Kau berharap aku adalah anak laki-laki
Padahal kau sangat menginginkan seorang anak perempuan..

Ditengah perjuangan mu, kau tetap berharap aku adalah bayi perempuan mu
Namun jika aku adalah seorang bayi perempuan
Maka itu tandanya kau harus merelakan aku

Dan ketika kau melihat aku adalah bayi perempuanmu
Kau bingung untuk bersyukur ataukah marah kepada Tuhan yg memberikan ku kepadamu

Dan sekarang aku adalah gadis perempuan mu maa,
Dengan segala yang terjadi saat ini aku tetap menjadi anak perempuanmu ...

Jangan pernah sesali aku karena aku bukanlah anak laki-laki
Tapi bahagialah karena aku lahir sesuai dengan keinginanmu menjadi anak perempuan walau akhirnya jauh dari dekapanmu..